Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Diburu untuk Obat China, Populasi Keledai Dunia Terancam

Kompas.com - 20/06/2018, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Baru-baru ini, beberapa kelompok penyayang binatang mengatakan, banyak pedagang terus berusaha memenuhi kebutuhan China untuk bahan yang disebut “ejiao” (eh-jii-oo), yang dibuat dari kulit keledai yang direbus.

Ejiao adalah semacam gelatin atau agar-agar yang dikabarkan punya banyak khasiat kesehatan.

Seperti dilansir Associated Press, berkurangnya populasi keledai di China telah mendorong para produsen ejiao untuk mencari kulit keledai dari tempat-tempat yang jauh, seperti Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.

Perburuan itu mengancam populasi keledai di seluruh dunia dan telah memicu aksi-aksi protes di seluruh Afrika.

Empat belas negara Afrika telah melarang ekspor kulit keledai, menurut kelompok Donkey Sanctuary yang berkantor di Inggris.

Di Kenya, populasi keledai merosot sepertiganya dalam dasawarsa terakhir, dari 1,8 juta menjadi 1, 2 juta ekor saja.

Rumah-rumah jagal di Kenya membunuh 1.000 ekor keledai tiap hari supaya bisa mengekspor kulitnya ke China, kata Calvin Onyango, kepala pengembangan Donkey Sanctuary di Kenya.

“Kami tidak punya banyak keledai lagi, dan kebanyakan penduduk tidak mau menjual keledai mereka. Karena itu kini banyak orang mencuri keledai untuk dijagal dan diambil kulitnya,” kata Onyango.

Dari Afrika, kulit-kulit keledai itu diangkut ribuan kilometer ke China. Kebanyakan, kulit keledai tersebut akhirnya tiba di Kota Dong’e, di bagian timur China, tempat pembuatan sebagian besar ejiao.

Baca juga: Jauh Sebelum Kuda, Orang Timur Tengah Tunggangi Keledai

Sepanjang jalan ke Dong’e, poster-poster dan baliho besar mengiklankan kemanjuran ejiao.

“Makan ejiao supaya umur panjang, Turunkan berat badan dan Tingkatkan energi!” kata sebuah iklan yang dipasang di dinding sebuah hotel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com