Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sains di Balik Mengapa Orang Mudah Marah Saat Lapar

Kompas.com - 13/06/2018, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasa, ketika merasa lapar Anda lebih mudah tersinggung?

Jika ya, mungkin Anda sedang mengalami "hangry" atau istilah untuk menggambarkan bahwa kelaparan mampu mengubah suasana hati dari senang menjadi mudah tersinggung secara irasional.

Kini, sebuah penelitian dibuat untuk menyelidiki hal ini. Para peneliti menemukan bahwa kelaparan yang membuat orang lebih mudah tersinggung lebih rumit dari sekadar masalah gula darah yang turun.

Menurut para peneliti, hal tersebut tampaknya menjadi respons emosional yang rumit antara isyarat biologis, kepribadian, dan lingkungan.

"Secara umum diterima bahwa rasa lapar dapat mempengaruhi suasana hati kita dan bahkan perilaku seperti agresi dan impulsif," ungkap Jenifer MacCormack, penulis pertama studi ini dikutip dari Time, Senin (11/06/2018).

"Tapi kita masih belum tahu banyak tentang mekanisme psikologis yang mengubah rasa lapar menjadi perasaan hangry," sambung kandidat doktoral dari University of North Carolina tersebut.

Untuk itulah, MacCormack kemudian melakukan serangkaian penelitian.

"Tujuan penelitian kami adalah untuk lebih memahami mekanisme psikologis dari keadaan emosi yang diinduksi ileh kelaparan - dalam hal ini, bagaimana seseoang menjadi mudah marah ketika lapar," ujar MacCormack dikutip dari Science Alert, Selasa (12/06/2018).

Untuk mendapat temuan ini, para peneliti melakukan dua percobaan online yang melibatkan 400 orang Amerika. Kedua percobaan tersebut dilakukan untuk menentukan bagaimana rasa lapar mempengaruhi emosi seseorang.

Setelah menentukan seberapa lapar para peserta melalui survei refleksi diri, para peneliti menunjukkan gambar yang dirancang untuk menimbulkan perasaan positif, negatif, dan netral.

Baca juga: Apa Benar Perempuan Lebih Mudah Marah Saat Lapar?

Selanjutnya, para peserta diminta menilai gambar ambigu dari pictograph China. Penilaian ini menggunakan 7 poin dimulai menyenangkan hingga tidak menyenangkan.

Dalam hasil yang dipublikasikan di jurnal Emotion, para peserta lapar yang ditunjukkan citra negatif lebih mungkin menemukan pictograf yang tidak menyenangkan.

"Idenya adalah bahwa gambar negatif memberikan konteks bagi orang untuk menafsirkan perasaan lapar mereka sebagai makna pictograf yang tidak menyenangkan," ujar MacCormack.

"Jadi tampaknya ada sesuatu yang istimewa tentang situasi yang tidak menyenangkan yang membuat orang-orang memanfaatkan rasa lapar mereka lebih dari situasi yang menyenangkan atau netral," imbuhnya.

MacCormack dan timnya kemudian melakukan percobaan ketiga untuk memastikan hasil tersebut. Pada percobaan di laboratorium kali ini, mereka merekrut hampir 250 mahasiswa.

Halaman:
https://widget.kompas.com/slidestory/sudah-upgrade-ke-e-paspor-ini-langkah-langkah-ganti-paspor-konvensional-menjadi-paspor-elektronik

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau