Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Ciptakan Vaksin "Pemanjang Usia" untuk Pasien Kanker Otak

Kompas.com - 30/05/2018, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kanker otak merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Tapi, baru-baru ini tim peneliti internasional menyebut telah berhasil menemukan "vaksin" yang menjanjikan.

Vaksin potensial untuk kanker otak ini disebut bisa memperpanjang hidup pasien hingga beberapa tahun. Tak hanya itu, vaksin ini juga bisa membantu perawatan tumor agresif yang banyak menewaskan pasien.

Penelitian terkait pengobatan baru untuk glioblastoma multiforme ini telah dilakukan selama 11 tahun terakhir. Saat ini, pengobatan ini memasuki tahap akhir uji coba pada manusia.

Untuk diketahui, glioblastoma adalah salah satu jenis tumor otak pakung agresif. Biasanya penyakit ini didiagnosis pada orang dewasa.

Pengobatan untuk glioblastoma saat ini adalah radioterapi dan kemoterapi. Dengan kedua perawatan tersebut, pasien bisa bertahan hidup rata-rata 15 hingga 17 bulan.

Hal inilah yang ingin coba dijawab oleh obat baru tersebut.

Bahkan, beberapa pasien yang mengikuti uji coba telah hidup lebih dari tujuh tahun setelah menyelesaikan perawatan dengan obat ini.

Meski masih dalam tahap akhir uji coba, tapi obat ini sudah "sangat menjanjikan".

Obat ini bekerja dengan mengekstraksi sel dendritik dari darah pasien, yaitu pemain kunci dalam sistem kekebalan tubuh.

Para peneliti mencampur ekstraksi tersebut dengan penanda tumor sebelum menyuntikkannya kembali ke tubuh pasien.

Dari 331 pasien yang melakukan uji coba terhadap obat baru ini, 100 di antaranya digolongkan sebagai orang yang "diperpanjang usianya".
Seluruh pasien yang berasal dari Inggris, Amerika Serikat, jerman, dan Kanada ini hidup rata-rata 3,4 tahun setelah melakukan operasi.

331 pasien dengan glioblastoma yang terlibat dalam uji coba ini, mereka dibagi menjadi dua kelompok.

Baca juga: Virus Zika Bisa jadi Kunci Pengobatan Kanker Otak

232 pasien pada kelompok pertana diinjeksi secara teratur dengan vaksin imunoterapi DCVax di samping perawatan standar. Sedangkan sisanya menjadi kelompok kontrol yang diberi plasebo.

Setiap pasien yang tumornya kambuh selama uji coba secara otomatis ditawarkan vaksin, yang berarti sekitar 86,4 persen menerima pengobatan di beberapa titik.

Hasilnya, pasien yang terlibat mampu bertahan lebih dari 23 bulan setelah operasi.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau