Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklim Makin Panas, Ucapkan Selamat Tinggal pada Hewan Berbulu Putih

Kompas.com - 26/05/2018, 04:06 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Inverse

KOMPAS.com - Hewan-hewan berbulu putih yang tinggal di antara salju mungkin sebentar lagi hanya tinggal dongeng saja.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menandai April 2018 lalu sebagai bulan ke-400 yang berurutan di mana suhu Bumi berada di atas rata-rata.

Hal ini sangat berdampak bagi makhluk hidup di Bumi.

Seiring suhu yang terus meningkat, semakin banyak pula salju yang akan mencair. Semakin sedikit salju berarti hewan berbulu putih yang bergantung pada salju untuk berkamuflase tidak lagi memiliki tempat bersembunyi. Dengan kata lain, mereka akan lebih mudah ditemukan dan diburu oleh para predator.

Dalam sebuah penelitian yang dirilis pada hari Kamis (24/5/2018) di Scientific Reports, tim peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia menunjukkan studi mereka terhadap musang putih yang tinggal di hutan Bialowieza, Polandia.

Baca juga: Pro Kontra Rekayasa Iklim untuk Selamatkan Bumi dari Pemanasan Global

Peneliti mencatat, musang yang dikenal dengan nama Mustela nivalis ini jumlahnya makin menurun seiring dengan berkurangnya salju.

"Sangat mungkin bahwa dalam waktu dekat, musang putih dan cerpelai akan hilang sepenuhnya dari banyak daerah di Eropa Utara dan Amerika Utara," kata Karol Zub, PhD, peneliti dalam studi ini.

"Mereka akan tergantikan perlahan dengan musang coklat atau mereka akan berevolusi menjadi setengah berbulu putih misalnya," tambahnya.

Musang ini memang terbagi menjadi dua subspesies. Pertama musang yang memang berwarna cokelat sepanjang tahun dan satu lagi musang yang akan kehilangan bulu cokelatnya begitu musim gugur tiba dan kemudian berubah menjadi putih cerah agar bisa beradaptasi dan membaur dengan hutan bersalju serta menghindari predator.

Temuan tersebut berdasarkan perbandingan data cuaca Hutan Bialowieza yang dilakukan dari tahun 1967. Berdasarkan data tersebut, secara historis lapisan salju selalu menghilang sekitar tanggal 16 Maret.

Namun sekarang, lapisan salju menghilang tiga minggu lebih awal dibandingkan dengan biasanya. Selain itu, hutan biasanya ditutupi dengan salju permanen sekitar 80 hari, sekarang hanya sekitar 30 hari saja.

Tak mengherankan jika musang putih yang dulu banyak ditemui, kini dapat dengan mudahnya terlihat di antara lingkungan hutan.

Peneliti juga menguji hipotesis mereka dengan melakukan percobaan. Antara tahun 1997 dan 2007, mereka menangkap 118 musang. Pada tahun 2007, mereka menemukan jika kepadatan musang sekitar 4-5 kali lebih rendah dibandingkan saat awal penelitian.

Jumlah musang putih yang bisa mereka tangkap juga turun 20 persen selama hari-hari musim dingin yang hanya sedikit tertutup salju. Ini menunjukkan kepada peneliti bahwa musang ini lebih mudah terlihat oleh predator dan dibunuh.

Baca juga: Peringatan dari Para Ilmuwan: Kita Tidak Siap untuk Perubahan Iklim

Selanjutnya, peneliti menggunakan boneka musang palsu untuk menguji teori mereka lagi. Peneliti mengatur boneka-boneka ini di hutan selama berhari-hari dengan lapisan salju yang sedikit, dan menunggu dengan penyerangan, endusan atau pengamatan oleh predator.

Secara keseluruhan, peneliti mencatat bahwa 138 predator mendatangi boneka tersebut dan 31,9 persen predator berusaha membunuh.

Lalu, seperti yang mereka takutkan, para predator secara konsisten memilih boneka putih karena terlihat lebih jelas.

Musang putih bukan satu-satunya hewan yang bermasalah. Tingkat kelangsungan hidup kelinci snowshoe putih, contohnya, menurun sebanyak 9,8-6,5 persen ketika mereka berada di lanskap tanpa salju. Rubah arktik putih pun juga makin sering terlihat berkeliaran di lanskap cokelat dan hijau, membuat kelangsungan hidup mereka juga terancam.

Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah penelitian mengenai adaptasi mamalia terhadap perubahan kondisi lingkungan meningkat tajam.

Hal ini karena perubahan iklim yang cepat dan perubahan ini memengaruhi kematian beberapa jenis spesies akibat kesulitan untuk berkamuflase lagi.

Berkurangnya spesies tentu juga secara langsung akan mempengaruhi kelimpahan serta distribusi dari hewan-hewan tersebut di berbagai wilayah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau