Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria atau Wanita, Mana yang Lebih Lihai dalam Hal Navigasi?

Kompas.com - 25/05/2018, 17:33 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru dari Universitas Kalifornia-Santa Barbara mengungkapkan perbedaan strategi navigasi antara pria dan wanita.

Seperti yang tertulis dalam jurnal Memory & Cognition, rupanya para wanita lebih suka mencari jalan yang sudah pasti aman, sedangkan pria suka mencari jalan pintas.

Hal ini disimpulkan setelah para peneliti melibatkan 40 wanita dan 28 pria dalam sebuah percobaan. Dua golongan ini ditempatkan dalam titik awal yang sama di dalam labirin yang harus dimainkan pakai komputer.

Di dalam labirin tersebut juga ditaruh penanda yang dikenali dan dikenali para partisipan.

Di sinilah, tampak perbedaan antara kelompok pria dan wanita. Kelompok wanita cenderung memilih cara aman yakni mengikuti jalur yang sudah mereka kenal, walaupun jalur itu memperlambat laju mereka tiba ke titik akhir.

Baca juga: Alat Navigasi Tertua di Dunia Ditemukan di Kapal Vasco da Gama

Sementara itu, golongan pria lebih memilih memangkas rute. Mereka memotong jalur dan menuruti jalan yang tak biasa. Meski tidak mengikuti jalur umum, para pria dominannya lebih cepat sampai ke lokasi yang dituju.

Para wanita juga ditemukan lebih kerap menampakkan kebingungan dan mondar-mandir kesana-kemari ketika menjumpai penanda yang tak mereka ketahui.

Menurut para peneliti, keraguan di tengah labirin ini menunjukkan lemahnya kemampuan spasial wanita. Walaupun tidak semuanya, mayoritas partisipan wanita lebih lambat memahami tata letak lanskap virtual dalam waktu singkat.

Alexander Boone, salah satu peneliti, pun mengatakan, secara signifikan, pria lebih efisen daripada wanita (dalam hal navigasi), meskipun kami telah mengontrol efek strateginya.

Meski demikian, Boone juga punya dugaan lain yang bisa menjelaskan hasil ini. 

“Perbedaan jenis kelamin dalam efisiensi (saat menavigasi) mungkin karena (kemampuan) menjalankan fasilitas antarmuka dan perangkat virtual. Sebab, para pria lebih terbiasa bermain video game,” ujarnya, seperti dilansir UPI News, Kamis (24/5/2018).

Oleh sebab itu, para peneliti setuju bahwa penelitian ke depannya harus dilakukan dengan situasi yang nyata, bukan sekadar lingkungan virtual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com