Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia, Rumah dari 6 Spesies Penyu Langka Dunia

Kompas.com - 23/05/2018, 17:55 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Ervan Hardoko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ternyata, 23 Mei diperingati sebagai World Turtle Days atau Hari Penyu Sedunia.

Di dalam dunia penyu terdapat tiga spesies hewan bercangkang yang dalam bahasa Inggris sama-sama disebut turtle.

Ketiga spesies itu adalah kura-kura (land turtle), labi-labi (freshwater turtle), dan penyu (sea turtle). Di antara ketiganya, penyu adalah spesies yang paling terancam keberadaannya.

Nah, perairan Indonesia ternyata menjadi rumah bagi enam dari tujuh spesies penyu yang tersisa di dunia.

Baca juga: Dalam 2 Bulan, 18 Penyu Langka Ditemukan Mati di Pantai Polewali Mandar

Keenam spesies penyu itu adalah penyu belimbing (Dermochelis coriacea), penyu hijau (Chelonia midas), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu pipih (Natator depressa), penyu sisik (Eretmochelys imbricate), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Berdasarkan data The International Union for Conservation of Nature (IUCN) keenam jenis penyu itu berada pada status rentan, terancam punah, hingga sangat terancam.

Kordinator Konservasi Spesies Laut WWF Indonesia, Dwi Suprapti menyebutkan, berdasarkan pengamatan jangka panjang yang dilakukan, keberadaan penyu di perairan Indonesia mengalami penurunan signifikan.

Kesimpulan tersebut, lanjut Dwi, dilihat dari jumlah pendaratan dan proses bertelur di beberapa titik pantai.

“Beberapa lokasi peneluran utama di Indonesia seperti pantai Peneluran Sangalaki, Kepulauan Derawan Kaltim, Pantai Peneluran Paloh, Kalbar, Pantai Peneluran Pangumbahan, Jabar, Pantai Jeen Womom, Papua barat, dan beberapa lokasi lainnya,” kata Dwi.

Selain faktor alam, manusia juga menjadi faktor yang memengaruhi merosotnya populasi penyu di dunia.

Misalnya, kegemaran manusia mengonsumsi daging penyu, perdagangan penyu dan produk turunannya, adat-istiadat, serta kebiasaaan membuang sampah di laut atau yang sungai bermuara di laut.

“Baru-baru ini terjadi pada penyu yang mati terdampar di Paloh akibat saluran pencernaannya tersumbat plastik yang berukuran besar yaitu 5 x 8 cm,” kata Dwi.

Dwi melanjutkan, penyu memiliki peran penting dalam ekosistem kehidupan. Sehingga, keberadaan hewan bercangkang ini harus dijaga kelestariannya.

Baca juga: Punggungnya Terluka, Seekor Penyu Bertelur di Pantai Sukamade Banyuwangi

"Laporkan ke badan terkait jika menemukan kegiatan perburuan atau perdagangan ilegal penyu dan produk turunannya," Dwi menganjurkan.

Warga yang mengetahui adanya perburuan atau perdagangan ilegal penyu dapat melapor ke  dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL).

Cara lain adalah lewat aplikasi Gakkum yang disediakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan E-Pelaporan Satwa Dilindungi milik Bareskrim Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau