Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronom: Supernova Mungkin Betanggung Jawab Atas Kepunahan Masal

Kompas.com - 23/05/2018, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kepunahan sering kita saksikan di sekitar kita. Salah satu yang sering disalahkan dalam hal ini adalah perubahan iklim atau perilaku manusia.

Namun, banyak orang yang tidak tahu bahwa ada ada kekuatan lebih besar yang mempengaruhi kepunahan massal ini.

Sebuah penelitian terbaru menyebut kekuatan besar itu adalah supernova atau ledakan bintang.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa jutaan bintang mati dengan cara meledak dalam jarak yang cukup dekat ke Bumi. Hal ini membawa perubahan pada atmosfer Bumi.

Salah satu perubahan yang terjadi adalah penipisan lapisan ozon yang dikenal sebagai pelindung planet kita.

Lapisan Ozon Menipis

Penipisan lapisan ozon ini mengubah peluang bertahan hidup pada berbagai spesies.

"Kami tertarik pada bagaimana bintang yang meledak mempengaruhi kehidupan di bumi, dan ternyata beberapa jutaan tahun lalu ada perubahan pada makhluk hidup pada saat itu," ungkap Brian Thomas, seorang astrofisikawan dari Washburn University, Kansas dikutip dari Science Alert, Senin (21/05/2018).

"Itu mungkin berhubungan dengan supernova yang terjadi," imbuhnya.

Kesimpulan ini didapatkan Thomas setelah menyelidiki supernova yang terjadi sekitar 2,5 dan 8 juta tahun lalu.

Letak bintang yang meledak tersebut diperkirakan sekitar 50parsec atau lebih dari 160 tahun cahaya dari tata surya kita.

Baca juga: Jelang Akhir Hidupnya, Teleskop Kepler Tangkap Supernova Langka

Menurut Thomas, jarak tersebut sudah cukup dekat dengan bumi.

Thomas dan timnya kemudian memeriksa kembali seberapa besar "zona pembunuhan" yang menjadi efek sinar kosmik supernova.

Untuk itu, dia menjalankan serangkaian model tentang berbagai jenis sinar kosmik yang dihasilkan supernova akan berinteraksi dengan lapisan atmosfer bumi.

Thomas menyebut, partikel-partikel berenergi tinggi dari supernova akan menghantam atmosfer BUmi dalam jangka waktu ratusan hingga ribuan tahun.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau