Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gigi Hitler Ungkap Kisah Asli Kematian Pemimpin Nazi

Kompas.com - 22/05/2018, 07:10 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com — Para ahli yang melakukan pemeriksaan gigi Hitler memastikan kematian pemimpin Nazi dan membongkar mitos-mitos konspirasi seputar keberadaannya.

Apalagi, sampai sekarang masih ada yang belum percaya bahwa Hitler mati di Berlin.

Sebenarnya, kondisi gigi pemimpin NAZI Jerman Adolf Hitler sangat buruk. Hal itu memudahkan tim Soviet mengidentifikasi mayat hangus Hitler yang ditemukan di puing-puing pusat komandonya di Berlin pada awal Mei 1945.

Sebuah tim patolog Perancis baru-baru ini diizinkan untuk memeriksa set gigi yang disimpan di Moskow itu.

Inilah untuk pertama kalinya Rusia mengizinkan pemeriksaan terhadap barang-barang bukti itu, lebih 70 tahun setelah Perang Dunia II berakhir. Hasil penelitian tim Perancis diterbitkan akhir pekan lalu di European Journal of Internal Medicine.

"Giginya asli (dari Hitler)— tidak ada keraguan," kata ahli patologi Philippe Charlier kepada kantor berita Perancis AFP.

"Studi kami membuktikan bahwa Hitler meninggal pada 1945," imbuhnya.

Set gigi itu tidak menunjukkan jejak daging, suatu hal yang membuktikan bahwa Hitler memang vegetarian. Tim peneliti juga diizinkan melihat potongan tengkorak Hitler untuk mengonfirmasi cara dia melakukan bunuh diri.

Baca juga: Teka-teki Harta Hitler, di Mana Disembunyikan?

Mati bunuh diri di Führerbunker

Temuan baru ini mungkin tetap tidak akan mengakhiri kisah-kisah yang bertebaran sampai ke Indonesia bahwa Adolf Hitler berhasil lolos dari Berlin dan tidak melakukan bunuh diri tahun 1945.

"Kita bisa menghentikan semua teori konspirasi tentang Hitler," kata Charlier.

"Dia (Hitler) tidak melarikan diri ke Argentina di kapal selam; dia tidak sembunyi di sebuah pangkalan di Antartika atau di sisi gelap bulan," sambungnya.

Hitler mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri bersama kekasihnya, Eva Braun, di pusat komando bawah tanahnya yang disebut Führerbunker di Berlin.

Pada 30 April 1945, pasukan Soviet telah merangsek sampai jarak 500 meter dari Führerbunker.

Dalam situasi terkepung dan nyaris tidak bisa berkomunikasi dengan sisa-sisa pasukannya, Hitler menyadari bahwa impiannya tentang kerajaan Jerman yang baru sudah berakhir.

Sore harinya, Hitler masuk ke ruang pribadinya bersama Eva Braun. Dia lalu menelan kapsul sianida dan menembak diri mereka sendiri.

Sadar bahwa sebelumnya di Italia warga mencemarkan jenazah bekas penguasa Benito Mussolini yang mereka benci, Hitler meninggalkan instruksi agar mayat dia dan Eva Braun dibakar.

Para pembantunya lalu membawa jenazah mereka ke luar bunker dan membakarnya.

Ditemukan pasukan Soviet

Pasukan Soviet baru menemukan mayat hangus itu tanggal 5 Mei 1945 dan mengidentifikasinya sebagai mayat Hitler.

Para ahli milter Soviet membandingkan gigi mayat yang ditemukan dengan deksripsi yang diberikan asisten dokter gigi Kathe Heusermann.

Identifikasi itu tidak sulit sebab Hitler memakai protesa gigi yang unik. Belakangan, dokter gigi pribadi Hitler, Hugo Blaschke, mengonfirmasi informasi tersebut kepada pihak Sekutu.

Baca juga: Penjelasan Ilmiah Dugaan Hitler Derita Mikropenis

"Giginya berada dalam kondisi yang buruk sehingga ada dokter gigi yang menemaninya di bunker," kata Liubov Summ, cucu dari penerjemah Kathe Heusermann, Elena Rzhevskaya, kepada surat kabar Times dari Israel.

Menurut Rzhevskaya, Kathe Heusermann bukan pendukung Nazi yang sungguh-sungguh, bahkan telah menyembunyikan seorang dokter gigi Yahudi dan mantan majikan di rumahnya. Kathe Heusermann meninggal di Düsseldorf tahun 1995.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau