KOMPAS.com - Bulan Ramadhan baru berjalan selama sepekan. Penyesuaian tidur dan makan masih dilakukan banyak umat muslim.
Salah satu hal yang masih menjadi pertanyaan adalah bolehkah kita langsung tidur sehabis santap sahur?
Untuk menjawab tersebut Kompas.com menghubungi dr Inge Permadi, MS, SpGK.
Boleh
Inge menyebut sebenarnya tidur setelah santap sahur tidak dilarang.
"Metabolisme tubuh tidak akan terganggu hanya karena kita tidur," tegasnya ketika dihubungi Kompas.com pada Jumat (18/05/2018).
Meski begitu, memberi jarak antara selesai makan dengan tidur juga perlu diperhatikan.
"Ketika makanan masuk ke dalam tubuh kita, berarti tubuh kita sedang aktif," ujarnya.
"Bukan masalah metabolisme tubuh, tapi makanan adalah sumber energi. Ketika sumber energi tidak dipergunakan oleh tubuh kita, yang akan terjadi akan ditumpuk," sambungnya.
Menurut Inge, makanan yang ditumpuk baru akan dipergunakan saat kita beraktivitas. Inilah pentingnya jarak antara selesai makan dengan waktu tidur.
Baca juga: Berapa Banyak yang Harus Kita Makan Saat Sahur dan Berbuka?
Beri Jarak
Tanggapan serupa juga dijelaskan oleh dr Dian Permatasari, M.Gizi, SpGK.
"Tidur setelah sahur tidak masalah. Tapi hal ini tidak disarankan habis sahur langsung tidur," kata Dian.
"Paling tidak sekitar setengah jam atau habis subuh," imbuhnya.
Dengan kata lain, menurut Dian, memberi jarak antara makan dengan tidur diperlukan.
"Kalau benar-benar habis makan langsung tidur biasanya kan makanannya belum turun ke bawah," ujarnya.
"Biasanya, (hal ini) suka balik lagi atau mengakibatkan rasa begah di perut," tambahnya.
Asam Lambung
Pendapat lain diungkapkan oleh Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP selaku ahli gastroenterologi dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Menurut dia, langsung tidur setelah sahur sangat tidak direkomendasikan bagi orang normal, apalagi untuk mereka yang memiliki penyakit maag atau penyakit asam lambung (GERD).
"Makan terakhir itu dianjurkan dua jam sebelum tidur," ujarnya saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (18/5/2018).
Untuk menyiasatinya, Ari menyarankan untuk beristirahat dalam posisi setengah duduk dengan bantal yang ditinggikan.
Baca juga: Cara Tepat Mengonsumsi Buah Saat Sahur dan Buka Puasa
Posisi ke kanan atau pun ke kiri tidak terlalu berpengaruh dalam mencegah terjadi GERD.
Intinya adalah menjaga agar asam lambung tidak berbalik arah mengikuti gaya gravitasi ke dada dan kerongkongan.
GERD atau gastroesophageal reflux disease juga dikenal sebagai penyakit asam lambung. Ini adalah kondisi di mana asam lambung naik hingga ke kerongkongan.
Gejalanya, seperti yang dipaparkan oleh Ari dalam kolom di Kompas.com 4 November 2013, termasuk nyeri di dada seperti terbakar (heart burn) dan mulut yang pahit karena asam lambung naik hingga kerongkongan.
Jika sering terjadi, GERD bahkan bisa menyebabkan perubahan struktur dinding kerongkongan yang berujung pada penyakit Barrett's yang merupakan lesi pra-kanker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.