Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hawaii Jadi yang Pertama Larang Tabir Surya, Kenapa?

Kompas.com - 03/05/2018, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Hawaii menjadi negara bagian pertama yang melarang penggunaan tabir surya. Hal ini menyusul sebuah penelitian yang menemukan bahwa bahan kimia ada pada tabir surya berbahaya bagi ekosistem laut.

Penelitian tersebut membuat para anggota parlemen Hawaii meloloskan Rancangan Undang-undang (RUU) yang melarang tabir surya.

Tabir surya yang dimaksud adalah yang berbahan oxybenzone dan octinoxate.

Bahan tersebut terdapat dalam lebih dari 3.500 merek paling populer di dunia. Bahan ini juga telah dikaitkan dengan kematian terumbu karang.

Baca juga: Beginilah Cara Tabir Surya Melindungi Kulit Anda

RUU ini akan melarang penjualan dan distribusi tabir surya dengan bahan kimia tersebut "tanpa resep dari penyedia layanan kesehatan berlisensi".

"Hebatnya, ini hukum pertama di dunia (yang melarang tabir surya)," ungkap Mike Gabbard, senator yang memperkenalkan RUU ini dikutip dari USA Today, Rabu (02/05/2018).

"Ketika Anda memikirkannya, pulau surga kami, yang dikelilingi oleh terumbu karang, adalah tempat yang tepat untuk menetapkan standar tinggi untuk diikuti dunia. Ini membuat perbedaan besar dalam melindungi terumbu karang, kehidupan laut, dan kesehatan manusia," sambungnya.

Menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Environmental Contamination and Toxicology pada 2015, sekitar 14.000 ton tabir surya memasuki terumbu karang dunia setiap tahunnya.

"Pengggunaan produk yang mengandung oxybenzone perlu dipertimbangkan secara serius di pulau-pulau dan area di mana konservasi terumbu karang berada," ungkap Craig Down, co-author penelitian ini dikutip dari Washington Post, Selasa (20/10/2015).

"Kita telah setidaknya kehilangan setidaknya 80 persen dari terumbu karang di Karibia... Setiap upaya kecil untuk mengurangi pencemaran oxybenzone bisa membantu terumbu karang bertahan lebih lebih lama atau dari area terdegradasi untuk pulih," imbuhnya.

Dilansir dari CNN, Rabu (02/05/2018), bahan ini muncul di perairan pantai Hawaii setelah para pengunjung pantai berenang di lautan dan melalui saluran pembuangan dari instalasi pegolahan limbah.

Baca juga: Sudah Pakai Tabir Surya, Mengapa Kulit Masih Terbakar?

Bahan tersebut merembes ke karang muda dan berkontribusi pada pemutihan karang. Karang yang memutih adalah karang yang mati.

Dengan kata lain, ini akan berimbas pada ekosistem laut karena menghilangkan nutrisi yang menopang kehidupan laut lainnya.

Meski baru disahkan, sebelumnya banyak pihak telah paham bahaya tabir surya ini. Bahkan, banyak orang telah mengentikan penggunaan tabir surya.

"Organisasi nirlaba, atlet, dan hotel di Hawaii mulai membuat peraturan mereka sendiri untuk apa yang bisa dan tidak bisa digunakan," ujar Caroline Duell, pendiri Dewan Tabir Surya Aman dikutip dari NPR, Rabu (02/05/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau