Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/05/2018, 07:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Survei populasi gorila dan simpanse terbesar dalam sejarah membawa kabar baik dan buruk.

Para peneliti mendapati bahwa jumlah gorila (Gorilla gorilla gorilla) dan simpanse (Pan troglodytes troglodytes) di Afrika jauh lebih banyak dari yang kita kira selama ini. Setidaknya, ada 361.900 gorila dan 128.700 simpanse yang tercatat pada 2013.

Akan tetapi, jumlah mereka menyusut dengan cepat, yakni sekitar tiga persen per tahun.

Hal ini karena 80 persen dari populasi satwa liar di Afrika berada di luar area yang dilindungi sehingga mereka pun kerap kali menjadi korban perdagangan daging satwa liar, perburuan, pembalakan hutan, dan aktivitas manusia lainnya yang merusak lingkungan. Virus ebola yang menyerang hewan juga mengurangi jumlah mereka dengan cepat.

Pada kecepatan tersebut, Fiona Maisels, seorang ilmuwan konservasi bersama Wildlife Conservation Society dan University of Stirling, berkata bahwa populasi gorila di dunia akan berkurang hingga setengahnya pada 2040.

Baca juga : Kisah Nyata dari Florida, Seekor Gorila Tirukan Tingkah Pelatihnya

“Sangat menyenangkan untuk mengetahui bahwa jumlah mereka lebih banyak, tetapi mengejutkan juga untuk melihat bahwa populasi mereka berkurang secepat yang kita kira sebelumnya,” ujar Maisels.

Lebih buruknya lagi, karena jumlah di atas dicatat oleh para peneliti lima tahun yang lalu; kemungkinan besar jumlah gorila dan simpanse saat ini lebih sedikit.  Maisels bahkan memperkirakan bahwa kita akan sudah kehilangan 60.000 gorila pada 2020.

Oleh karena itu, para peneliti pun berharap agar para pemerintah di Afrika mengambil langkah drastis dalam melindungi populasi gorila dan simpanse, misalnya dengan memperluas area yang dilindungi dan memperkuat penegakan hukum.

“Untuk menyelamatkan hewan-hewan ini, kita perlu memastikan bahwa area-area yang dilindungi benar-benar dilindungi,” ujar Maisels.

Survei

Untuk mendapatkan hasil di atas, sebanyak 50 peneliti dan pakar konservasi dari berbagai organisasi, termasuk World Wide Fund for Nature, Jane Goodall Institute, dan Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), bergabung menjadi satu tim.

Baca juga : Gorila Ini Bisa Berjalan Tegak Seperti Manusia, Apa Sebab?

Mereka mengumpulkan dan menganalisa data selama satu dekade mengenai populasi gorila dan simpanse di Kongo, Gabon, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Guinea Khatulistiwa, dan Angola.

Selain itu, mereka juga melakukan survei pada area yang luasnya 185.000 kilometer persegi, atau seperlima lebih luas dari pulau Jawa; membangun model komputer yang bisa memprediksikan kepadatan populasi gorila dan simpanse di luar area survei; dan menghitung jumlah sarang gorila dan simpanse di 59 titik hutan hujan Afrika Khatulistiwa Barat.

Para peneliti kemudian menganalisa dan mengolah data-data tersebut selama lima tahun sebelum akhirnya dipublikasikan di jurnal Science Advances.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Oh Begitu
Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Fenomena
Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com