KOMPAS.com - Setelah manusia berevolusi dari manusia purba menjadi modern, apakah evolusi kita sudah benar-benar terhenti? Jawabannya tidak.
Pakar genetika dari University of Queensland di Australia mengungkapkan jika evolusi sebenarnya tidak pernah benar-benar berhenti, sehingga masuk akal jika manusia masih mengalami perubahan evolusioner.
Mereka juga telah menemukan bagaimana evolusi terus terjadi pada kita.
Tim peneliti ini menunjukkan adanya bukti dalam gen manusia bahwa kesuburan dan fungsi jantung kita berubah. Tim juga menemukan cara untuk mendeteksi perubahan-perubahan tersebut.
Mereka menggunakan data genom dari 126.545 individu di Biobank, sebuah database kesehatan yang dianonimkan di Inggris.
Baca juga : Jangan Diremehkan, Alis adalah Langkah Penting dalam Evolusi Manusia
Dari data tersebut, mereka meneliti secara seksama 28 ciri-ciri kompleks, seperti kepadatan mineral tulang, pola kebotakan pria, Indeks Massa Tubuh (BMI), usia perempuan pada menstruasi pertama dan menopause, usia perempuan saat melahirkan pertama kali, kekuatan cengeraman dan rasio pinggul ke pinggang.
Dengan mempelajari gen yang terkait dengan sifat-sifat ini pada individu dengan usia yang berbeda, ada kemungkinan untuk melihat perbedaan antar-generasi.
"Seperti yang kita tahu dalam seleksi alam, karakteristik yang meningkatkan kelangsungan hidup lebih mungkin diteruskan ke generasi berikutnya," kata Jian Yang, salah satu peneliti yang terlibat dikutip dari Science Alert, Rabu (18/04/2018).
Begitu juga kebalikannya, ketika mutasi DNA dengan efek yang kurang bermanfaat bagi tubuh mungkin tidak diteruskan ke generasi selanjutnya.
Ini disebut dengan seleksi negatif atau penghapusan varian gen yang merusak
Dari analisis tersebut, peneliti menemukan bukti adanya seleksi negatif. Bukti terkuat adalah sifat yang berhubungan dengan fungsi kardiovaskular dan fungsi reproduksi.
Untuk fungsi kardiovaskular, tim menemukan perubahan yang terkait dengan lingkar pinggang dan rasio pinggang-panggul. Kelebihan lemak di sekitar pinggang telah ditemukan terkait dengan adanya peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Mereka juga menemukan bukti adanya perubahan tekanan darah. Begitu juga usia perempuan saat menopause, yang terkait dengan kesuburan, menunjukkan perubahan yang paling kuat.
Baca juga: Benarkah Operasi Sesar Berpengaruh pada Evolusi Manusia?
Namun yang perlu digarisbawahi, perubahan tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat melainkan membutuhkan waktu yang sangat lama. Butuh sekitar satu juta tahun agar sifat evolusioner berkembang dan bertahan.
Jadi memang inti dari penelitian ini tidak untuk menentukan perubahan yang akan kita lihat dan berdampak besar dalam waktu dekat. Tapi untuk mempelajari lebih lanjut mengenai evolusi dan bagaimana seleksi bekerja.
"Studi ini akan membantu kami lebih memahami dasar gentik dari sifat-sifat kompleks dan menginformasikan rancangan eksperimen masa depan dalam hal ciri kompleks dan genom," tambah Yang.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Genetics.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.