JAKARTA, KOMPAS.com - Varises adalah salah satu gangguan pembuluh darah yang sering ditemukan di bagian kaki. Demikian dikatakan dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Achmad Faisal, saat temu media yang dihelat RSPI, Rabu (25/4/2018).
Tentu kaki yang mengalami varises bukan tanpa penyebab. Salah satunya adalah penggunaan high heels.
Ini utamanya bagi perempuan yang gemar atau bahkan setiap hari memakai high heels. Penggunaan sepatu bertumit tinggi ini menyebabkan kaki menopang bobot tubuh pada satu bagian saja.
“Tumpuan kaki belakang hanya di satu titik di hak, tumitnya. (Jadi) otot tumit terganggu," ujar Achmad.
Baca juga: Salah Posisi Duduk, Awas Bahaya Varises Mengancam
Ketika itu terjadi, gerakan otot tumit jadi pasif. Sehingga kerja pembuluh darah vena terpengaruh.
"Darah cenderung tertarik ke bawah, susah naik ke jantung,” lanjutnya.
Achmad menjelaskan, darah yang minim oksigen seharusnya diantarkan ke jantung oleh pembuluh darah vena. Asalkan katup vena berfungsi dengan baik.
Bila katup mengalami malfungsi salah satunya karena pemakaian high heels, darah tersebut justru berbalik aliran.
Darah yang seharusnya ke atas (menuju jantung) malah kembali turun ke bawah. Akibatnya, vena melebar dan darah mengeras di pembuluh darah vena.
Kondisi ini membuat vena menonjol dan tampak berkelok-kelok membentuk cabang baru di permukaan kulit.
“Pengembalian darah ke jantung terganggu, maka darah menumpuk di sekitar vena. Jadilah varises," ujarnya.
Lantas sambung Achmad, risiko varises kian besar bila semakin tinggi high heels yang dikenakan. Alasannya, ini sesuai dengan prinsip gaya tarik bumi.
Gravitasi membuat benda-benda, termasuk darah mengalir turun. Sehingga kerja katup vena makin berat. Varises jadi lebih mungkin timbul.
Untuk itu, Achmad menganjurkan masyarakat mempertimbangkan aspek kesehatan saat membeli sepatu.
“Entah itu haknya tujuh atau 20 sentimeter, lebih baik pilih yang sepatu yang ergonomis,” saran Achmad.
Baca juga: 5 Cara Sehat Mencegah Varises
Menurutnya, sepatu ergonomis yang dimaksud haruslah yang lentur, memiliki bantalan kaki yang empuk. Ini supaya beban berat badan ditopang merata oleh seluruh permukaan kaki.
Selain itu, kalau bisa sol sepatu yang dikenakan rata. Dengan kata lain, tidak tinggi seperti high heels.
“Solnya dari karet elastis seperti di sepatu sport. Ini membantu vena di kaki memompa darah ke jantung,” jelasnya.
Achmad juga menyebut, jika terpaksa menggunakan sepatu high heels, sebaiknya jangan lebih dari dua jam. Tujuannya agar tidak kena varises.
Lalu misalnya perlu seharian mengenakan high heels, harus diakali dengan mencopotnya tiap dua jam, kata Achmad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.