Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Tanam Sel Otak Manusia Pada Bayi Tikus, Apa Jadinya?

Kompas.com - 20/04/2018, 18:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Apa jadinya jika sel otak manusia ditanam pada hewan lain?

Para peneliti mencoba melakukan ini pada tikus. Mereka menanamkan sel-sel otak manusia pada anak-anak tikus.

Hal ini mengakibatkan hewan -hewan tersebut mengembangkan setengah otak manusia dan setengah tikus.

Para peneliti berharap, suatu hari tikus-tikus khusus ini akan membantu mereka lebih memahami bagaimana perkembangan otak manusia. Bahkan mereka berpikir bahwa tikus-tikus khusus ini bisa menyediakan pengganti bagi pasien yang mengalami kerusakan otak.

Baca juga: Bukti Baru Usulkan bahwa Otak Manusia Berkembang karena Memasak

Dalam laporannya di jurnal Nature Biotechnology yang terbit pada Senin (16/04/2018), para peneliti menanam sel otak manusia yang dikembangkan di laboratorium ke otak bayi tikus.

Sel-sel manusia ini direkayasa secara genetika menjadi fluoresen hijau. Para peneliti sebelumnya telah membuat semacam jendela kecil di atas tengkorak mereka.

Dilansir dari STAT News, Senin (16/04/2018), selanjutnya fluorensensi hijau tersebut ditempelkan pada tengkorak tikus.

Cara ini memungkinkan para peneliti untuk melihat secraa tepat bagaimana sel otak manusia tersebut berkembang dari waktu ke waktu.

Hasilnya, sel otak manusia bertahan dan tumbuh bersama sel otak tikus hingga 233 hari. Selain itu, di beberapa area otak, sel manusia lebih banyak dari sel otak tikus.

"Kami bisa melihat sel-sel manusia mengambil alih seluruh area," ungkap Steven Goldman, pemimpin penelitian ini dikutip dari Newsweek, Kamis (19/04/2018).

"Rasanya seperti sel-sel tikus yang melarikan diri ke pinggir," imbuhnya.

Meski punya sel otak manusia di kepalanya, tidak berarti tikus ini menjadi lebih pintar. Tikus-tikus tersebut sama seperti tikus laboratorium standar lainnya.

Namun, untuk memastikannya, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana sel otak manusia mempengaruhi kemampuan kognitif atau perilaku tikus.

Baca juga: Penelitian Baru: Bahaya Ganja Pada Otak Remaja Dilebih-lebihkan

Kabar ini disambut baik oleh banyak kalangan. Itu karena para ilmuwan menjadi punya harapan besar untuk memperbaiki bagian yanh cedera pada pasien kerusakan otak atau mengganti area otak yang tidak berfungsi dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau