Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Perang Terbesar Nazi Masih Tinggalkan Luka di Alam Norwegia

Kompas.com - 18/04/2018, 17:07 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Para peneliti dari Universitas Johannes Gutenberg, Jerman, menggunakan teknik dendrokronologi untuk mengetahui kisah kapal perang Tirpitz di sebuah teluk sempit di Kåfjord di Norwegia Utara.

Kapal perang Tirpitz merupakan kapal perang milik Nazi Jerman yang paling ditakuti pasukan Sekutu. Dengan panjang sekitar 251 meter, kapal ini dianggap sebagai ancaman paling mematikan.

Oleh sebab itu, pasukan sekutu berlomba-lomba untuk segera mengancurkan kapal tersebut dalam setiap medan pertempuran, salah satunya dengan pesawat pengebom Lancester milik Inggris. Saat itu, Winston Churcill sempat dikutip mengatakan "Tidak ada target lain yang sebanding dengannya".

Baca Juga: 75 Tahun Setelah Tenggelam Kena Torpedo Jepang, Kapal AS Ditemukan

Jerman pun sadar, Tirpitz mendapat banyak ancaman dari pasukan sekutu. Langkah taktis pun dilakukan dengan menyembunyikan kapal Tirpitz di Kåfjord, Norwegia utara. Tidak hanya itu, pasukan Jerman juga menciptakan kabut buatan dengan menggunakan asam klorosulfur untuk menyamarkan Tirpitz dari musuh-musuhnya.

Namun sayang, kabut dari bahan kimia tersebut berdampak buruk pada pepohonan pinus di sekitar persembunyiannya. Para peneliti secara khusus meneliti kondisi lingkar batang pohon di sekitar Kåfjord. Metode penelitian itu disebut dendrokronologi. 

"Ceritanya ada di lingkaran pohon," kata Claudia Hartl, peneliti dari Universitas Johannes Gutenberg di Jerman, kepada AFP.

"Kami membawanya ke laboratorium dan mengukur lingkaran pohon, dan melihat bahwa mereka sangat sempit, dan dalam beberapa kasus hampir tidak ada, khususnya tahun 1945," tambahnya, dikutip dari IFLScience, Kamis (12/4/2018). 

Baca Juga: Kapal Inggris Rusak 1.600 Meter Persegi Terumbu Karang Raja Ampat

Awalnya peneliti menduga kerusakan pepohonan di lokasi persembunyian Tirpitz karena serangan hama. Namun, setelah melibatkan peneliti dari daerah setempat, penyebab kerusakan pohon terungkap merupakan bahan kimia yang digunakan pasukan Jerman saat membuat kabut buatan.

Sementara itu, para peneliti menemukan beberapa pohon tidak tumbuh selama sembilan tahun setelah perang terjadi. Sejumlah pohon juga mengalami kerusakan pada bagian lingkaran pohon selama kurang lebih 30 tahun setelah Tirpitz ditenggelamkan.

Pada bulan November 1944, armada pesawat pengebom Lancaster milik Inggris mengendus persembuyian Tirpitz, dan langsung menghujani kapal tersebut dengan bom. Diduga, seribu orang tewas dalam serangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau