Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Dibudidayakan di Indonesia, Ikan Batu Punya Senjata Tersembunyi

Kompas.com - 15/04/2018, 19:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika,
Michael Hangga Wismabrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikan Batu atau stonefish terkenal memilik tubuh berduri tajam, penyamaran yang mumpuni, dan racun mematikan. Tak hanya itu saja, menurut studi terbaru, ikan ini ternyata juga memiliki "pisau lipat" di wajahnya.

Senjata baru tersebut memantapkannya sebagai ikan berbahaya dan beracun yang harus diwaspadai para penyelam.

Seorang ahli ikan dari Universitas Kansas, William Leo Smith baru menyadarinya setelah membedah ikan batu jenis Waspfish, yang tak lain adalah ikan peliharaannya sendiri.

Smith melihat bahwa otot pipi yang menggerakan pisau kelenjar air mata ternyata terhubung dengan tulang penopang di bawah organ mata. Karena posisi senjata tersebut, maka senjata ikan batu tersebut diberi nama pisau kelenjar mata.

Baca Juga: Racun Ikan Batu Berasal dari Mata, Benarkah?

"Saya tidak tahu mengapa ini belum pernah ditemukan sebelumnya," ungkap Smith dikutip dari Live Science, Sabtu (14/04/2018).

"Mungkin karena hanya ada satu atau dua orang yang pernah mengamati kelompok ikan ini," imbuhnya.

Dari semua ikan batu yang dianalisis Smith, semua memiliki tipe unik mekanisme "pisau lipat" di pipinya, tepat di bawah mata.

"Hal yang membuat ikan ini berbeda dalam hal 'pisau lipat' adalah bahwa tulang ini [lachrymal] biasanya tidak bergerak, tetapi ikan-ikan ini bisa memutarnya hingga 90 derajat sepanjang sumbu kepala-ekor," kata Smith.

Diaktifkan Ketika Bahaya

Intinya, tulang belakang menyembul keluar dari samping ketika diaktifkan, seperti kumis yang berbahaya.

Smith mengatakan kepada Discovery Magazine bahwa sejumlah jenis ikan batu memang beracun dan mampu membunuh manusia dewasa. Menurutnya, senjata itu hanya akan keluar ketika ada ancaman yang mendekat.

"Tampaknya ikan ini telah memperkuat pertahanan diri mereka,"kata Smith.

"Sejauh yang saya tahu, pisau itu atau jaringan sekitarnya tidak beracun," tambahnya.

Smith berkata, panjang pisau ikan batu biasanya setengah hingga 2,5 kali lebar mata seluruh ikan batu.

Hampir Semua Spesies

Pisau akan tampak besar saat ikan batu berusia muda. Tapi seiring pertumbuhan ikan, pisau ini akan tampak kecil ketika tubuh ikan yang semakin besar.

"Ada sekitar 134 spesies ikan batu, dan mungkin aman untuk menganggap mereka semua memiliki mereka - saya mungkin memeriksa sekitar setengah dari mereka," kata Smith.

Baca Juga: Keren atau Ngeri, Ikan Ini Berpendar dalam Gelap Ketika Dipotret

Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Copeia ini tidak hanya menakjubkan, tetapi juga membantu Smith dan para peneliti lain untuk mengelompokkan silsilah ikan batu.

"Semua ikan yang digolongkan dalam keluarga ikan batu ini sebelumnya terpisah menjadi delapan famili terpisah," kata Smith.

“Karena kami memiliki satu fitur rumit yang mudah dikenali, itu berarti spesies baru dapat ditempatkan dengan benar di keluarga ini,” sambungnya.

Dikutip dari Popular Mechanics, Minggu (15/4/2018), saat diperiksa di bawah lampu fluorescent, senjata ikan batu tersebut akan berwarna hijau dan di tulang lainnya berwarna merah.

Dibudidayakan di Indonesia

Beberapa jenis ikan batu ini sering ditemukan di perairan pesisir Indo-Pasifik. Selain itu, ikan ini bukanlah ikan yang mudah ditemui.

"Ikan-ikan ini agak langka di alam liar dan para peneliti jarang meneliti fisiologi dan perilaku ikan batu, jadi mereka tidak pernah melihat ada pisau yang terkunci di organ lachrymal mereka," kata Smith dilansir dari Discovery Magazine, Jumat (13/4/2018).

Meski cukup langka di alam liar, menurut Smith, ikan ini malah dibudidayakan di Indonesia. 

"Ada budidaya untuk yang lebih besar di Indonesia. Itu membingungkan bagi saya. Racunnya rusak dalam sistem pencernaan kita. Tetapi orang-orang makan banyak spesies berbisa di seluruh dunia, bahkan di AS," ujar Smith.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com