KOMPAS.com - Cardiopulmonary Resusication (CPR) adalah salah satu prosedur untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi akibat terhentinya denyut jantung. CPR adalah salah satu prosedur biasanya untuk menangani orang yang denyut jantungnya berhenti mendadak.
Namun, bagaimana jika CPR tidak dilakukan pada manusia melainkan pada tupai?
Mungkin hal ini terdengar aneh, tapi inilah yang terjadi di Kolombia dan Amerika Serikat. Dua ekor tupai berbeda "dihidupkan" kembali dengan prosedur CPR.
Hal ini diketahui dari dua video yang beredar di dunia maya.
Salah satu video dari Kolombia menunjukkan seorang pria yang menekan dada tupai Andes. Tupai tersebut sebelumnya tersengat listrik.
Baca juga: Dari Tupai, Ilmuwan Pelajari Cara Cegah Kerusakan Otak Saat Stroke
Setelah satu menit CPR, tupai tersebut mulai bernapas lagi dan bisa berlari dengan cepat.
Di lain pihak, seorang mahasiswa di Central Michigan University melakukan hal yang sama. Adalah Natalie Belsito menyadarkan seekor tupai abu-abu yang tenggelam di kolam kampusnya.
"Pada saat itu ia tak bergerak lagi," ungkap Belsito dikutip dari National Geographic, Jumat (13/04/2018).
"Detak jantung tupai itu sangat lambat," imbuhnya.
Belsito kemudian menggendong hewan kecil itu dengan handuk dan menekan dadanya selama lima hingga 10 menit. Setelah prosedur itu, tupai tersebut mulai batuk mengeluarkan air.
Belsito kemudian mengeringkan binatang itu dan meletakkannya di atas kantong berisi air hangat untuk menaikkan suhunya. Ketika hewan itu pulih, Belsito melepaskannya di luar dan tupai tersebut segera berlari ke atas pohon.
"Meghidupkan kembail tupai dari kematian, seperti apa hari Rabumu?" kicau Belsito di akun twitternya.
Untuk diketahui, CPR memang bisa dilakukan pada manusia maupun hewan. Tujuan CPR adalah mendenyutkan jantung cukup lama agar darah bergerak dan menjaga oksigen mengalir ke paru-paru.
"Tantangannya adalah, tidak seperti manusia yang punya bentuk sama, CPR pada anjing dan kucing bisa memiliki banyak variasi dalam cara menekan dada mereka," ujar Daniel J. Fletcher, profesor penanganan kritis dan darurat di Kedokteran Hewan Cornell University.
Baca juga: Tiga Orang Meninggal Diduga Tertular Virus dari Tupai
Fletcher yang juga mengajar kelas online CPR pada hewan menyebut bahwa cara terbaik prosedur ini pada tupai adalah menekan dada dari samping daripada langsung ke tulang dada.
Selain itu, CPR yang juga sering disebut napas buatan tidak perlu dilakukan dari mulut ke mulut pada tupai. Sedangkan pada anjing dan kucing, hal ini masih direkomendasikan.
Menanggapi dua vodeo tersebut, David Mizejewski, ahli alam di National Wildlife Federation mengatakan bahwa video tersebut menunjukkan kepedulian orang terhadap satwa liar.
"Selalu mengharukan melihat orang yang peduli tentang satwa liar dan bersedia membantu mereka ketika terluka," ujarnya.
"Saya hanya akan mengingatkan bahwa sangat mungkin satwa liar jadi terluka atau terbunuh ketika Anda mencoba membantu, hewan liar tidak selalu tahu bahwa Anda mencoba membantunya dan bisa menimbulkan gigitan berbahaya atau goresan pada calon penyelamat mereka," tegasnya.
Dengan kata lain, menurut Mizejewski, lebih baik mencari bantuan dari profesional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.