Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/04/2018, 15:41 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sering lupa menaruh barang-barang kecil seperti kunci dan dompet, apakah kita lantas bisa melabeli diri pikun?

Gea Pandhita, dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah mengatakan, jangan. Menurutnya, pikun dan pelupa adalah dua hal yang berbeda.

“Pelupa karena gangguan pemusatan perhatian sementara. Sedangkan, pikun lantaran fungsi kognitif menurun disertai gangguan aktivitas keseharian,” ujar Gea ditemui dalam acara temu media yang dihelat RSPI di Jakarta, Kamis (12/4/2018).

Seseorang pelupa akan bisa mengingat jika diminta mengulang lagi kronologi kejadian yang membuatnya lupa menempatkan barang.

Sementara seseorang yang pikun sama sekali tidak dapat mengingat apa yang baru saja ia lakukan, apalagi menelusuri.

Pelupa sendiri berkaitan dengan dua jenis gangguan konsentrasi yakni top down dan bottom up.

Top down adalah ketika otak telah diatur untuk mengingat suatu hal tertentu sehingga fokus perhatiannya hanya untuk itu.

Contohnya, saat Anda menonton serial televisi lalu terpaku pada tokoh utama sehingga tidak menyadari ada pemeran pembantu. Anda pun tidak ingat soal pemeran tersebut.

Baca juga : Berpikir Positiflah, Anda Akan Terhindar dari Demensia!

Kedua adalah bottom up, ketika konsentrasi seseorang mudah sekali terbuyarkan dan lupa lantaran ada hal yang menarik.

Misalnya, Anda tengah memasak mie dan tiba-tiba dikagetkan dengan suara gol di televisi. Bisa-bisa mie tersebut Anda tinggalkan saking asyiknya teralih ke siaran bola.

Pikun sendiri merupakan kombinasi antara kombinasi penurunan fungsi kognitif dengan perilaku.

Orang pikun tidak mampu mengambil keputusan apakah harus mengerem atau melajukan kendaraannya ketika ada penyeberang di depan. Pemahaman dan fungsi eksekutif bagian dari fungsi kognitif tidak berjalan.  

Gea berkata bahwa pikun menjadikan seseorang kesulitan mengingat bahkan tidak ingat sama sekali alamat rumah. Itu lantaran kemampuan persepsi visuospasialnya mengalami kemunduran. Pengenalan bentuk dan ruang termasuk dalam kemampuan ini.

Umur penderita dua gangguan ini juga berbeda. “Pikun umumnya menyerang usia 55 tahun ke atas karena sel neuron di otak berkurang sedangkan pelupa umum terjadi pada setiap umur,” pungkasnya.

Orang orang lanjut usia, disarankan untuk rutin deteksi ke dokter supaya memastikan benar-benar pikun atau masih tahap lupa. 

Baca juga : 10 Gejala Demensia Dini yang Patut Anda Waspadai  

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau