Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

60 Tahun Disimpan di Laci, Kupu-Kupu Ini Ternyata Jenis Baru

Kompas.com - 12/04/2018, 12:36 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam sebuah ekspedisi tahun 1959, Thomas Emmel berhasil menangkap 13 kupu-kupu di dataran tinggi Meksiko. Setelah 60 tahun berlalu, penelitian akhirnya menyatakan bahwa kupu-kupu tersebut sebagai spesies baru.

Saat ini, Emmel berusia 72 tahun dan telah menjadi ahli kupu-kupu yang disegani rekan sejawatnya di Universitas Florida dan dunia karena ketekunan serta komitmen terhadap dunia kupu-kupu. 

Salah satu rekan Emmel, Andre Warren, mengatakan bahwa Emmel menangkap kupu-kupu itu saat menjalani ekspedisi bersama L Irby Davis, di Chiapas, perbatasan Meksiko-Guatemala pada tahun 1959.

"Dia satu-satunya orang yang pernah menangkap kupu-kupu tersebut dalam sebuah ekspedisi yang luar biasa, ketika dia berusia 17 tahun," kata Warren, manajer koleksi senior dari Pusat McGuire di Museum Sejarah Alam Florida untuk Lepidoptera dan Keanekaragaman Hayati di Univeritas Florida.

Untuk itu, tim peneliti memberi nama kupu-kupu tersebut Cyllopsis tomemmeli sebagai bentuk penghormatan pada Emmel.

Baca Juga: Lewat Fosil Berusia 200 Juta Tahun, Peneliti Ungkap Evolusi Kupu-kupu

Kupu-kupu Cyllopsis tomemmeli ukurannya sekitar lima sentimeter dan di bagian bawah tubuhnya terdapat garis melingkar berbentuk mirip gerigi berwarna coklat kehitam-hitaman.

Menurut Warren, dua pasang titik di antara garis bersisik berwarna perak di kedua sayapnya, berfungsi untuk menirukan mata dan kaki seekor laba-laba.

Kupu-kupu betina Cyllopsis tomemmeli warnanya lebih pucat dari kupu-kupu jantan, namun sisik kupu-kupu jantan lebih berbulu yang mungkin berfungsi mengeluarkan aroma khusus, kata Warren.

Kupu-kupu ini juga dikenal mahir membuat sarang yang kecil dan tersembunyi, dan Warren berkata, keahlian ini menjelaskan mengapa spesies ini sulit untuk ditemukan.

Emmel dan Warren serta sejumlah peneliti mengakui Cyllopsis tomemmeli sebagai spesies ke-30 dari seluruh jenis kupu-kupu Cyllopsis yang pernah ditemukan.

13 kupu-kupu Cyllopsis tomemmeli yang ditangkap Emmel terdiri dari 9 ekor jantan dan 4 betina.

Saat itu, Emmel menggambarkan kupu-kupu tersebut sebagai makhluk "berukuran sedang, berwarna cokelat beludru dengan deretan mata biru berbentuk aneh di sayap belakang dan di bagian bawahnya dihiasi lingkaran warna-warni".

Baca Juga: Kisah Anak Berkulit Serapuh Sayap Kupu-kupu

Penjelasan tersebut membuat para peneliti tidak terlalu memperhatikan hewan itu selama beberapa dekade. Namun, bagi Warren hal itu justru menarik perhatian dan membuatnya sadar bahwa kupu-kupu tangkapan Emmel adalah jenis baru.

"Saya mengeluarkan laci itu dan langsung berpikir, itu kupu-kupu jenis baru," kata Warren.

Setelah itu, Warren pergi menemui Emmel untuk mendapatkan penjelasan lebih komplit mengenai ekspedisi yang dilakukannya pada tanggal 26 Maret 1959.

Emmel mengatakan bahwa selama ini, Cyllopsis tomemmeli ada di depan mata dan merupakan spesies baru. Ini yang membuatnya memiliki nilai dari sebuah koleksi museum.

"Ini adalah bukti bahwa mempertahankan sesuatu ternyata dapat bernilai bagi mahasiswa atau para profesional di masa depan, dengan metode dan peralatan baru untuk belajar dan melakukan verifikasi sebuah penemuan. Itu sangat penting," kata Emmel, dikutip dari Sciencedaily, Kamis (5/4/2018).

Dia melanjutkan, hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun sudah ratusan tahun bertahan di museum, sebuah spesimen masih sangat berharga untuk digunakan dalam memahami perubahan yang telah terjadi, semisal perubahan iklim, pestisida, polusi logam berat di udara.

Hasil temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com