Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Jalan Jadi Ciri Keperawanan, Dokter Sebut Itu Salah Kaprah

Kompas.com - 06/04/2018, 21:05 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat kerap mengaitkan cara jalan perempuan dengan status keperawanannya. Konon, perempuan yang terlihat mengangkang saat berjalan berarti sudah tidak perawan.

Hal tersebut dibantah oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Grace Valentine.

Pasalnya, cara berjalan tidak ada hubungan sama sekali dengan keperawanan seorang wanita. Yang membentuk gaya berjalan seseorang adalah perkembangan fisik.

Grace berkata bahwa keperawanan dilihat dari hubungan intim perempuan tersebut. Perempuan yang mulanya belum pernah berhubungan intim lantas melakukannya untuk yang pertama kali barulah dinyatakan telah hilang keperawanan.

Baca juga : Benarkah Hubungan Intim Bikin Vagina Melar? Dokter Menjelaskan

“Konsep yang dapat digunakan di sini adalah keperawanan hilang saat seseorang melakukan hubungan intim,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (3/4/2018).

Hubungan intim tersebut kerap menyebabkan selaput dara pada wanita menjadi robek. Himen atau selaput dara adalah lapisan tipis di dekat bukaan vagina. Membran ini bagian tengahnya bolong, sebagai jalan untuk haid keluar.

Karena tipis, selaput dara cenderung mudah robek saat berhubungan seksual. Ketika himen rusak, perempuan bisa saja mengalami perdarahan dan rasa sakit. Sebab, himen berisi banyak pembuluh darah. Namun, himen juga dapat robek tanpa disertai rasa sakit ataupun perdarahan, tergantung kekuatan pembuluh darah.

Kendati demikian, robeknya himen bukan tanda mutlak keperawanan perempuan. Sebab, memang ada perempuan yang tidak dilengkapi himen pada vaginanya. Selain itu, ada beberapa hal yang bisa membuat selaput dara perempuan robek meski belum pernah aktif secara seksual.

Baca juga : Haid Lama dan Harus Sering Ganti Pembalut? Bisa Jadi karena Mioma

“Sebetulnya, himen perempuan dapat robek walau enggak berhubungan intim,” tegasnya.

Grace menjelaskan, ada beberapa aktivitas yang memang berimbas pada sobeknya himen. Kegemaran bersepeda dan senam, misalnya. Selain itu, kecelakaan juga jadi faktor penyebab robek. Lalu, penggunaan tampon yang tidak benar serta rutinitas masturbasi ikut membuat selaput dara tercabik.

Aktivitas-aktivitas yang disebutkan di atas memberi efek gesekan pada lapisan tipis di dekat bukaan vagina ini sehingga himen terkoyak.

Orang yang sudah berhubungan intim pun, kata Grace, juga ada yang tidak sobek himennya. Sebab, himen perempuan punya fleksibilitas tinggi sehingga tidak gampang tersayat meski berkontak dengan benda dari luar tubuh. Elastisitas itulah yang bisa bikin himen tetap utuh. 

Sekali lagi, dia menekankan bahwa keperawanan adalah tentang sudah atau belum berhubungan seksual, bukan soal himen robek atau gaya berjalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau