Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Mencit, Air Mata Tikus adalah Tanda Bahaya

Kompas.com - 03/04/2018, 17:56 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kendati secara awam sama-sama disebut tikus, tikus got dan tikus mencit punya hubungan sebagai  mangsa dan predator. Tikus got akan menyantap tikus mencit yang berukuran lebih kecil.

Tapi tikus mencit tidak bodoh, ia punya sistem peringatan dini yang baik. Dalam Current Biology pada Kamis (29/3/2018), Kazushige Touhara dari Universitas Tokyo menerangkan bah mencit bisa menggunakan feromon pada air mata tikus got untuk menghindar.

Apabila tikus mencit mencium adanya feromon dari tikus got, tikus mencit memilih tidak melanjutkan aktivitas sementara. Ia akan mematung menunggu tikus got pergi dari daerah jangkauannya.

Hasil tersebut diperoleh setelah peneliti merancang percobaan menggunakan tikus Norwegia (Rattus novegicus) dan mencit (Mus musculus). Peneliti membasahi kapas dengan rat CRP1, senyawa feromon tikus got.

Lalu tikus got betina dan tikus mencit ditempatkan di dekat kapas-kapas tersebut untuk diamati. Di tempat lain, ditempatkan tikus dan mencit di dekat kapas yang tidak dibasahi protein milik tikus got jantan.

Pada kapas yang dibasahi senyawa feromon, tikus got betina mengedus dan salah tingkah. Sementara itu, mencit tak banyak bergerak. Selama satu jam eksperimen, denyut jantung tikus rumahan (mencit) melambat. Suhu tubuhnya menurun.

Baca juga : 22 Tahun Jadi Koleksi Pribadi, Fosil Predator Laut Purba Diungkap Ahli

Dikutip dari National Geographic pada Senin (2/4/2018), Touhara dan timnya berhasil mendapatkan kesimpulan bahwa feromon tikus rat jantan terbukti mempunyai kekuatan untuk menggiring tikus rat betina mendekat.

Sedangkan tikus mencit lebih memilih memaku supaya tidak terlacak oleh tikus rat di sekitarnya. Aksi diam ini baru disudahi jika tikus rat sudah benar-benar enyah dari sekitar tikus mencit.

Kesimpulan tim peneliti sekaligus mengantarkan pada pemahaman baru bahwa tikus mencit tidak hanya mendeteksi musuhnya melalui urin seperti yang diketahui selama ini, tapi juga lewat feromon.

Selain itu, hasil penelitian Touhara dan rekannya tidak melulu tentang protein baru dan respons perilaku tikus. Namun menjabarkan bahwa ratCRP1 memengaruhi otak dan saraf sehingga mencit menjadi lebih waspada terhadap kedatangan musuh.

Touhara menyebutnya sebagai “game of the animal kingdom”. Bagaimana komunikasi para binatang dalam satu kelompok seharusnya jangan sampai terlacak oleh musuh.

Pakar zoologi dari Universitas Oxford sekaligus ahli feromon, Tristram Wyatt berpendapat bahwa temuan tersebut menunjukkan adanya dorongan evolusioner bagi binatang untuk lebih peka dengan sinyal dari musuh.

Baca juga : Kejadian Kepunahan Predator Laut Terbesar Diungkap, Beginilah Kisahnya

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau