Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LAPAN Resmikan Antena Full Motion Terbesar Indonesia, Ini Fungsinya

Kompas.com - 02/04/2018, 20:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Besok (3/4/2018), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan meresmikan antena S-XBand Mission Control Center di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Bogor, Jawa Barat.

Dalam siaran resmi yang diterima Kompas.com, Senin (2/4/2018), antena full motion berdiameter 11,28 meter itu adalah yang terbesar di Indonesia.

Antena ini terintegrasi dengan bangunan pusat pengendali misi satelit di LAPAN dan dapat menerima dua frekuensi yaitu frekuensi S dan X band serta dapat melakukan transmisi pada frekuensi S-band.

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin berkata, antena ini berfungsi untuk penerimaan data gambar.

Baca juga : Pentingnya Pengamatan Benda Jatuh Antariksa oleh LAPAN

"Khususnya data dari LAPAN-A2 (LAPAN-ORARi) dan LAPAN-A3 (LAPAN-IPB)," terang Thomas saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/4/2018).

LAPAN-A2 dan LAPAN-A3 merupakan satelit LAPAN yang kedua dan ketiga. Sedangkan seri A adalah seri eksperimen.

"LAPAN-A2 adalah satelit untuk mendeteksi kapal dengan AIS (Automatic Identification System), kemudian ada kamera untuk penginderaan jauh, kemudian juga untuk komunikasi radio amatir," ujarnya.

"Satelit LAPAN-A3 punya kamera multispectral untuk pemantauan vegetasi di hutan, perkebunan, dan pertanian. Satelit ini juga untuk mendeteksi kapal dengan AIS (Automatic Identification System) dan penelitian medan magnet bumi," imbuhnya.

Selain itu, antena ini juga dapat menerima data AIS yang berasal dari kapal-kapal di seluruh dunia.

Menurut Thomas, nantinya antena full motion ini juga dapat digunakan untuk mengambil data dari satelit milik negara lain termasuk untuk mengontrol satelit lain.

"Bukan hanya satelit LAPAN yang memakai tapi pihak lain juga bisa pakai. Misalnya India menggunakan satelit ini untuk mengontrol satelit-satelit yang baru diluncurkan," katanya.

Ada pun data satelit milik luar negeri yang dapat diterima antena ini adalah Landsat-7 dan 8, Worldview-1, Worldview-2, Worldview-3, GEOEYE-1, Radarsat-2, MODIS (Aqua, Terra, Aura), SPOT-6, SPOT-7, IRS-P5, IRS-P6, IRS-P7, Sentinel-1A, Sentinel-2A, COSMO Skymed-1, COSMO Skymed-2, COSMO Skymed-3, COSMO Skymed-4, TerraSar-X, Tandem-X, Kompsat-2, Kompsat-3, Kompsat-5, Pleiades-1A, Pleiades-1B, EROS atau satelit yang bekerja pada frekuensi tersebut.

Baca juga : Kepala LAPAN Yakini Hujan Satu Rumah hanya Rekayasa

Kehadiran antena yang dibangun sejak tahun lalu ini dapat membantu operasi misi satelit LAPAN dan juga data satelit lainnya berjalan lebih optimal. Pencapaian kemandirian penguasaan teknologi di Indonesia selangkah lebih maju.

Lewat acara peresmian, LAPAN juga menandatangani naskah kerja sama dengan PT Telkom. Kerja sama meliputi sinergi bidang telekomunikasi, informasi, media, edutainment, serta layanan teknologi penerbangan dan antariksa.

Selain itu, LAPAN juga akan mengesahkan naskah kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi terkait pengembangan satelit dan pemanfaatan data satelit.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Fenomena
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Fenomena
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Oh Begitu
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Fenomena
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Kita
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Oh Begitu
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Oh Begitu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Oh Begitu
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Oh Begitu
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Fenomena
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Fenomena
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Oh Begitu
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Kita
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Fenomena
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau