Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2018, 19:36 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Untuk mengungkap kesehatan manusia, para peneliti dari Tufts University School of Engineering mengembangkan sebuah perangkat sensor berukuran kecil yang bisa dipasang di gigi

Berkat perangkat ini, para tenaga medis terbantu dalam mengetahui kondisi tubuh manusia yang sebenarnya dan dapat menemukan hubungan asupan yang dikonsumsi dan kesehatan.

Temuan ini merupakan hasil pembaharuan alat sensor yang sudah ada sebelumnya. Kini, alat sensor lebih bisa dipasang pada kondisi gigi apapun, termasuk yang berantakan dan yang menggunakan kawat. Gigi juga tidak perlu dipakaikan pelindung saat menggunakan alat ini. 

Keunggulan lain dari perangkat sensor terbaru ini adalah ukurannya yang mini, hanya empat milimeter persegi. Sensornya pun telah ditingkatkan sehingga tidak mudah terdegradasari, lain dengan alat terdahulu.

Baca juga : Ternyata, Baru 27,8 Persen Masyarakat yang Gosok Gigi Secara Benar

Cara kerja perangkat ini dalam mengungkap kesehatan manusia adalah melalui jaringan nirkabel. Ketika ada makanan yang baru disantap oleh manusia, sensor akan bereaksi. Informasi dari sensor tersebut nantinya bisa terbaca lewat telepon pintar atau perangkat digital lain yang terhubung dengan sensor ini. 

Sensor ini sendiri tersusun atas tiga lapisan, yaitu sebuah lapisan pusat bioresponsif yang berperan mengenali nutrisi atau bahan kimia lain dan dua lapisan luar dengan cincin emas berbentuk persegi. Ketiganya berfungsi sebagai antena kecil. 

Jenis senyawa yang bisa dideteksi lapisan bioresponsif misalnya garam atau etanol. Senyawa ini nantinya akan menentukan spektrum dan intensitas gelombang frekuensi radio yang dipancarkan sensor. Kelebihan lain dari alat ini adalah tidak memerlukan pengisisian daya. Pasalnya, perangkat ini memanfaatkan sinyal frekuensi radio di sekeliling.

Baca juga : Teliti Plak Gigi, Ahli Ungkap Kebiasaan Merokok Manusia Purba

Pengembangan perangkat sensor ini telah dijajal pada orang yang baru meminum alkohol, orang yang baru saja makan sup, dan orang yang berkumur dengan obat kumur. Hasilnya, sensor berhasil mengetahui makanan apa yang baru saja dikunyah dan zat apa yang diserap tubuh. 

Ke depannya, perangkat sensor ini akan terus dimutakhirkan agar mampu mendeteksi bahan kimia lain, kata para peneliti, Prof. Frank C Doble dan Fiorenzo Omenetto. 

"Kami telah mengembangkan teknologi RFID (radiofrecuency ID) menjadi sensor yang mampu membaca dan mengirimkan informasi soal lingkungannya. Apakah itu dipasang di gigi, kulit, atau permukaan lain," imbuh keduanya dilansir dari Science Daily, Sabtu (23/3/2018).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Oh Begitu
Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Fenomena
Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com