Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2018, 07:01 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kabar stasiun luar angkasa China, Tiangong-1 yang akan jatuh cukup meresahkan masyarakat Indonesia. Pasalnya, benda yang berukuran setara dengan bus tingkat tersebut berpeluang jatuh di wilayah Indonesia.

Meski begitu, prediksi jatuhnya stasiun luar angkasa tersebut baru akan terjadi pada bulan April. Hal ini disampaikan oleh Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN

"Masih ada waktu cukup lama untuk memprediksi kapan jatuhnya (serpihan Tiangong 1). Perkiraan kami antara awal April sampai pertengahan April," kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/03/2018).

Perkiraan waktu yang masih lama ini bagi Marufin Sudibyo, seorang astronom amatir, cukup menarik. Itu karena sebelum waktu tersebut benda tersebut akan terlihat di langit Indonesia, bahkan bisa dilihat dengan mata telanjang.

Baca juga: Tiangong-1 Mau Jatuh, Lacak Keberadaannya di Kota Anda

"Pada rentang waktu 18 hingga 24 Maret 2018 TU, Tiangong-1 diprakirakan akan melintas di atas Indonesia terutama pada saat fajar dan senja," ungkap Marufin saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/03/2018).

"Sehingga memungkinkan melihat saat-saat terakhir Tiangong-1 di langit. Tentu saja sepanjang cuaca cerah," sambungnya.

Marufin juga menjelaskan setidaknya ada 3 kota di Indonesia yang menjadi tempat kita bisa menyaksikan Tiangong-1.

Ketiga kota tersebut adalah Jakarta, Makassar, dan Sorong.

Prediksi keterlihatan Tiangong-1 di Indonesia Prediksi keterlihatan Tiangong-1 di Indonesia

Di Jakarta sendiri, Tiangong-1 terlihat pada 19, 20, 22, dan 23 Maret 2018. Durasi terlihatnya cukup singkat hanya sekitar 1 hingga 4 menit saja.

Sedangkan di Makassar, Tiangong-1 kan terlihat pada 20 dan 22 Maret 2018. Di Sorong, stasiun luar angkasa tersebut terlihat pada 19 hingga 24 Maret 2018.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bagaimana Cara Mendiagnosis Mati Otak?

Bagaimana Cara Mendiagnosis Mati Otak?

Oh Begitu
Analisis BMKG Gempa Bumi M 6,7 di Kepulauan Talaud

Analisis BMKG Gempa Bumi M 6,7 di Kepulauan Talaud

Fenomena
Mengapa Ayam Berkokok Saat Setelah Bertelur?

Mengapa Ayam Berkokok Saat Setelah Bertelur?

Oh Begitu
Apa yang Terjadi Saat Otak Mati?

Apa yang Terjadi Saat Otak Mati?

Oh Begitu
Apakah Ada Cara Memperlambat Proses Penuaan?

Apakah Ada Cara Memperlambat Proses Penuaan?

Oh Begitu
BMKG Prediksi Musim Kemarau 2023 Berakhir pada Akhir Oktober

BMKG Prediksi Musim Kemarau 2023 Berakhir pada Akhir Oktober

Fenomena
Kloroplas Tanaman Berpotensi Jadi Obat untuk Penyakit Huntington

Kloroplas Tanaman Berpotensi Jadi Obat untuk Penyakit Huntington

Oh Begitu
Jangan Asal Buang, Sampah Rumah Tangga Ini Juga Limbah Berbahaya

Jangan Asal Buang, Sampah Rumah Tangga Ini Juga Limbah Berbahaya

Kita
Apakah Ada Makanan yang Membuat Kentut Berbau?

Apakah Ada Makanan yang Membuat Kentut Berbau?

Oh Begitu
Fakta-fakta Menarik Bayi Gajah, Tak Hanya Suka Mengisap Belalai

Fakta-fakta Menarik Bayi Gajah, Tak Hanya Suka Mengisap Belalai

Oh Begitu
Apakah Gajah Afrika Bisa Kawin dengan Gajah Asia?

Apakah Gajah Afrika Bisa Kawin dengan Gajah Asia?

Oh Begitu
Ilmuwan Temukan Bahan Bakar 'Aman Api'

Ilmuwan Temukan Bahan Bakar 'Aman Api'

Fenomena
Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Oh Begitu
Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Fenomena
Mengatasi Polusi Udara dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com