Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Raksasa Jupiter Tumbuh Tinggi dan Semakin Oranye, Apa Sebab?

Kompas.com - 19/03/2018, 19:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber SPACE.COM

KOMPAS.com - Bintik Merah Raksasa milik Jupiter adalah sebuah misteri yang ada di ruang angkasa dan telah menyusut selama satu setengah abad.

Meski perlahan memudar, NASA berkata berlapis-lapis awan yang terjalin dan membentuk lingkaran itu berukuran semakin tinggi.

Klaim ini berasal dari makalan yang terbit di Astronomical Journal, Selasa (13/3/2018) yang ditulis oleh ilmuwan dan peneliti NASA.

Para ilmuwan ingin melihat bagaimana Bintik Merah Raksasa mengalami perubahan.

Baca juga : Bertahan 400 Tahun, Badai Raksasa Jupiter Bakal Mati Tak Lama Lagi

Dalam sebuah pernyataan baru yang dikeluarkan NASA, para ilmuwan melakukan pengamatan terhadap Bintik Merah Jupiter yang semakin menyusut.

Tim mengamati ukuran badai, warna, dan bentuk Bintik Merah Raksasa dan membandingkannya dengan data dari dua misi Voyager pada tahun 1979 dan data yang diperoleh dari observasi tahunan Teleskop Hubble.

Hasilnya mengejutkan. Ternyata, awan pada Bintik Merah Raksasa semakin membentang ke atas meski ukuran diameter badainya menyusut. Selain itu, warnanya juga semakin oranye.

"Ini mirip seperti tanah liat yang dibentuk dalam alat putar pembentuk gerabah. Saat alat berputar, seorang seniman mengubah tanah liat menjadi vas tinggi," kata seorang peneliti NASA, Elizabeth Zubritsky, dilansir Space.com, Rabu (14/3/2018).

Menurut NASA, ukuran Bintik Merah Raksasa Jupiter sangat besar, sekitar 1,3 kali ukuran Bumi. Menurut catatan tertanggal (3/4/2017), ukuran lebarnya 16.350 kilometer.

Walau badainya terus mengalami penyusutan, namun warna Bintik Merah Raksasa ini makin terlihat jelas sejak 2014. Peneliti menduga hal ini disebabkan oleh ukurannya yang meninggi.

Baca juga : Ternyata Begini Wajah Asli Atmosfer Jupiter, Seperti Apa?

Mereka berkata, saat badai membentang ke atas maka bahan kimia yang memberi warna pada badai bisa mencapai ketinggian atmosfer, di mana Bintik Merah Raksasa akan menerima lebih banyak radiasi UV dari matahari. Ini alasan yang membuatnya makin berwarna gelap.

"Jika fenomena ini terus berlanjut, mungkin 5 sampai 10 tahun mendatang kita akan melihat sesuatu yang sangat menarik. Perubahan Bintik Merah Raksasa yang cepat akan mengubah penampilan dan perilaku badai," kata rekan peneliti Rick Cosentino.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau