Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Ini Meninggal akibat Akupunktur Lebah, Ini Pelajaran untuk Kita

Kompas.com - 19/03/2018, 17:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com — Ingin sembuh dari penyakit, wanita 55 tahun asal Spanyol ini memilih akupunktur lewat sengatan lebah.

Bukannya sembuh, ia justru meninggal karena reaksi alergi dari akupunktur yang dilakoninya.

Tak ingin hal yang sama kembali terjadi, Paula Vazquez-Revuelta dan Ricardo Madrigal-Burgaleta periset dari Ramon y Cajal University Hospital, Spanyol, mengangkat kasus ini ke dalam sebuah penelitian.

Diharapkan laporan yang terbit di Journal of Investigational Allergology and Clinical Immunology dapat menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan memilih pengobatan alternatif.

Baca juga: Benarkah Akupunktur Tingkatkan Kesuburan Pria?

Wanita malang ini telah menjalani teknik akupunktur sengatan lebah atau dikenal dengan apitherapy selama dua tahun setiap satu bulan sekali.

"Dia memutuskan menjalani apitherapy untuk memperbaiki kontraksi otot dan stres. Dia tak memiliki catatan punya penyakit lain, faktor risiko, atau reaksi dalam bentuk apa pun sebelumnya," tulis penjelasan dalam laporan tersebut, dilansir Science Alert, Senin (19/3/2018).

"Selama sesi apitherapy, suara napasnya tidak teratur (akibat penyumbatan di saluran dada), sesak, dan tiba-tiba kehilangan kesadaran," sambung laporan.

Paparan berulang terhadap alergen, dalam kasus ini racun lebah, dapat menciptakan risiko reaksi alergi yang lebih besar daripada yang terjadi sebelumnya.

Saat tak sadarkan diri, perempuan ini langsung dilarikan ke rumah sakit dan diberi beberapa obat untuk menghentikan reaksi, seperti adrenalin atau hormon yang memicu reaksi terhadap tekanan dan juga antihistamin atau obat untuk alergi.

Beberapa minggu kemudian, wanita ini justru meninggal di rumah sakit karena kegagalan beberapa organ.

Baca juga: Gajah Takut pada Lebah, Ternyata Ini Sebabnya

Para penulis penelitian menegaskan, kasus ini adalah bukti nyata dari dampak praktik apitherapy. Bahkan, penulis mengatakan ini bukan kasus yang pertama.

"Risiko menjalani apitherapy dapat melebihi manfaat yang didapatkan. Praktik pengobatan alternatif ini tidak aman dan sangat tidak disarankan," ujar Vazquez-Revuelta dan Madrigal-Burgaleta dalam laporannya.

Penelitian ini semakin menguatkan laporan yang pernah ditulis dalam jurnal PLOS One edisi 2015.

Saat itu peneliti melaporkan bahwa apitherapy sangat berisiko menyebabkan efek samping sampai 261 persen dibanding suntikan garam biasa.

Lebah dibutuhkan untuk peyerbukan tanaman, bukan untuk pengobatan alternatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau