Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternakan Terbesar di Indonesia Dibuka, Tampung 10.000 Sapi Perah

Kompas.com - 06/03/2018, 13:31 WIB
Yunanto Wiji Utomo,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

WLINGI, KOMPAS.com - Peternakan sapi perah terbesar di Indonesia seluas 172 hektar dibuka di Wlingi, Blitar, Jawa Timur pada Selasa (6/2/2018).

Peternakan yang dikelola PT Greenfield Indonesia dan dapat menampung 10.000 ekor sapi itu diharapkan dapat meningkatkan produksi susu segar dalam negeri.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto yang ikut membuka peternakan mengatakan, Indonesia sampai saat ini masih belum mampu mencukupi kebutuhan susu.

Tahun 2016, kebutuhan bahan baku susu segar dalam negeri untuk industri pengolahan susu adalah 3,7 juta ton. Namun, pasokan susu segar hanya 852 ribu ton alias 23 persen dari kebutuhan. Sisanya, Indonesia masih harus mengimpor dalam bentuk susu skim, butter milk powder, dan anhydroud milk fat.

Baca juga : Kisah Sapi Pemberani yang Berkawan dengan Bison Liar Selama 3 Bulan

"Kami ingin meningkatkan pasokan susu segar dalam negeri dari 23 persen menjadi 41 persen pada 2022," ungkap Airlangga.

Bagi PT Greenfield Indonesia, peternakan sapi perah ini merupakan yang kedua di Indonesia. Sebelumnya, produsen susu segar dengan market share tertinggi di Indonesia itu telah memiliki peternakan sapi perah di Babadan, Malang.

"Peternakan baru ini kami harapkan bisa memenuhi permintaan Indonesia. Saat ini peningkatan permintaan susu segar sedang naik," kata Edgar Collins, CEO AustAsia Dairy Group, perusahaan yang memayungi Greenfield.

Penambahan sapi perah untuk peternakan baru ini akan dilakukan dalam beberapa tahap. Akhir 2018, peternakan baru ini akan punya 7.266 sapi perah dengan kapasitas produksi 2,2 juta liter susu per bulan.

Baca juga : Benarkah Susu Probiotik Bisa Mengurangi Risiko Komplikasi Kehamilan?

Selanjutnya, pada akhir 2019, diharapkan peternakan telah berisi 9.264 sapi perah dengan kapasitas produksi 3,8 juta liter susu per bulan. 2020, diharapkan target 10.000 sapi perah dengan kapasitas produksi 4,1 juta liter susu tercapai.

"Tahun ini Greenfield berkontribusi sebesar 5 persen dari total produksi susu mentah Indonesia. Saat peternakan ke-2 beroperasi secara penuh, kontribusi kami terhadap produksi susu mentah Indonesia akan meningkat jadi 10 persen," ungkap Edgar.

Setelah memiliki 8 peternakan di China, Greenfield yang merupakan anak dari Japfa Group menargetkan membuka 5 peternakan sapi perah di Indonesia.

"Peternakan ketiga mungkin akan dibuka dalam dua tahun ke depan. Yang selanjutnya kami masih akan lihat lagi permintaan dan kebijakan," ungkap Edgar.

Darmanto Setiawan, Head of Manufacturing PT Greenfield Indonesia juga mengatakan bahwa penambahan peternakan ini sesuai dengan target perusahaan untuk meningkatkan variasi produk.

Saat ini, persentase penjualan tertinggi Greenfield adalah susu pasteurisasi, yaitu 65 persen. Sementara, banyak jenis produk susu yang belum tergarap.

"Yang baru-baru ini kita garap adalah susu UHT kemasan kecil, 250 ml dan 200 ml. Ini pangsa pasarnya besar," katanya. Greenfield juga mulai menggarap produk yoghurt segar dan beragam jenis keju.

Selain dari sisi produksi, Greenfield juga akan mengembangkan peternakan sapi perah yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah mencukupi kebutuhan listrik dari biogas kotoran sapi.

Edgar mengatakan, peternakan di China telah menerapkan teknologi tersebut. "Tahapan berikutnya, Greenfield Farm 2 akan memiliki sistem pembangkit listrik sendiri dengan kapasitas 1,5 MW," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com