Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permafrost Arktik Meleleh, Jutaan Galon Merkuri Bisa Lepas ke Lautan

Kompas.com - 22/02/2018, 21:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Di samping naiknya permukaan air laut, menyebarnya virus raksasa kuno, dan lepasnya gas rumah kaca, tampaknya ada bahaya baru yang perlu kita pertimbangkan dari melelehnya permafrost (tanah yang membeku) di Arktik.

Studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Geophysical Research Letters menyebutkan bahwa tundra di Eurasia dan Amerika Utara menyimpan 15 juta galon merkuri alami.

Jumlah itu 10 kali lipat dari jumlah merkuri yang telah kita lepaskan ke atmosfer selama 30 tahun terakhir dan dua kali lipat dari semua merkuri yang ada di lautan, atmosfer, dan tanah kita lainnya.

Salah satu penulis studi dan peneliti di National Snow and Ice Data center di University of Colorado, Kevin Schaefer, mengatakan, jika ada sebagian saja dari merkuri di permafrost yang lepas, maka efeknya terhadap sumber makanan dan lingkungan akan negatif. Merkuri adalah neurotoksin.

Baca juga : Polusi Merkuri Sebabkan Kerugian Hingga 24 Miliar Per Tahun

Schaefer dan kolega menemukan hal ini setelah mengebor dan mengukur kadar merkuri dan karbon di 13 titik Alaska selama 2004 dan 2012. Data yang mereka dapatkan kemudian dibandingkan dengan data 11.000 sampel merkuri di seluruh dunia.

Para peneliti berkata bahwa merkuri di tanah Arktik berasal dari lumut dan tanaman lain yang mati, membusuk dan membeku.

Jika meleleh akibat pemanasan global, merkuri ini akan dimakan oleh mikroba dan masuk ke dalam rantai makanan kita. “Mikroba memakannya, lalu plankton makan mikroba, ikan makan plankton, dan kita makan ikan. Ini adalah bahaya bagi kesehatan,” ujar Schaefer.

Di dalam studi, para peneliti menulis bahwa merkuri sudah mulai terdeteksi pada makanan yang berasal dari lautan, dan pada 2100, 30 hingga 90 persen permafrost akan meleleh jika emisi karbon tidak berkurang.

Schaefer dan kolega memang tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh merkuri untuk menyebar ke seluruh dunia setelah es meleleh, tetapi risikonya terlalu besar untuk diabaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau