Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Pola Hidup yang Buat Beberapa Lansia Punya Ingatan Tajam

Kompas.com - 20/02/2018, 17:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Tak semua orang tua yang berusia lanjut memiliki penurunan memori. Beberapa orang tua berusia lebih dari 65 tahun, ada yang tetap memiliki ingatan tajam seperti orang muda. Ahli saraf menyebut kondisi ini sebagai super ager.

Kondisi ini sudah lama menjadi tanda tanya besar para ilmuwan, mengapa orang yang berusia 65 tahun atau mungkin 80 tahun, masih memiliki kemampuan kognitif setara dengan orang dewasa yang umurnya jauh lebih muda.

Setelah menghabiskan bertahun-tahun mempelajari super ager dalam upaya untuk memahami apa yang membedakan kondisi tersebut dengan orang tua pada umumnya, Emily Rogalski, profesor neurologi kognitif di Northwestern University, Chicago, menemukan rahasianya.

Ia mengatakan gaya hidup dan bagaimana seseorang menyikapi hidup adalah sebagian alasan seseorang dapat menjaga fungsi kognitif hingga usia senja.

Baca juga : Mengapa Ada Lansia yang Masih Tajam Ingatannya? Sains Menjawabnya

Lebih lanjut Emily berhasil membuktikan super ager memiliki lebih banyak jenis sel pada otak tertentu yang dikenal sebagai neuron Von Economo daripada lansia pada umumnya. Hal ini diketahui setelah Emily dan timnya mengamati 10 otak super ager yang telah meninggal.

Emily mengatakan salah satu daerah tersebut adalah cingulate anterior. Daerah ini berperan penting untuk mengolah perhatian dan memori seseorang. Dalam catatannya, orang super ager memiliki daerah cingulate anterior yang lebih tebal daripada lansia umumnya.

"Pada otak super ager kami menemukan mereka memiliki lebih banyak neuron Von Economo dibanding orang tua berusia 80 tahun," kata Emily dilansir dari The Guardian, Senin (19/2/2018).

"Kami memang tidak bisa menjelaskan mengapa mereka memiliki neuron Von Economo lebih banyak atau mengapa neuron itu berperan penting. Tapi, itu adalah jenis neuron khusus yang hanya ditemukan di beberapa daerah otak," sambungnya.

Tak hanya itu. Emily dan timnya pun menemukan bahwa lansia yang berusia 80 tahun dan pikun memiliki otak yang dua setengah kali lebih tipis daripada super ager.

Setelah berhasil membedakan kondisi otak super ager dengan lansia umumnya, para peneliti juga mengeksporasi keberadaan protein amyloid pada otak. Ini merupakan plak penyebab penyakit alzheimer.

Claudia Kawas, ahlis saraf geriatri dari Universitas California, Irvine, mengatakan hasil otopsi pada super ager menunjukkan mereka juga memiliki protein cacat di otak. Bedanya, mereka tetap mampu mempertahankan kemampuan kognitif dan ingatan.

Adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu ilmuwan untuk mencari tahu penyebab alzheimer dan penyakit demensia lainnya. Selain itu juga mencari tahu, mengapa ada beberapa orang yang tahan banting terhadap protein penyebab penyakit tersebut.

Baca juga : Tes Otak Sederhana Mampu Prediksi Risiko Kematian Pada Lansia

Di lain hal, peneliti mengungkapkan bahwa kelebihan berat badan di usia senja juga penting.

"Tidak masalah kurus saat masih muda, namun akan buruk jika Anda kurus saat sudah tua. Lansia berusia lebih dari 80 tahun yang memiliki indeks massa tubuh rendah lebih mungkin meninggal," ujar Claudia.

Meski demikian, bukan berarti orang harus menjalankan kebiasaan buruk untuk hidup lebih lama. Emily mencatat, beberapa orang memiliki susunan genetik berbeda sehingga mereka dapat menoleransi rokok dan alkohol di usia senja.

"Para superager memiliki tubuh yang lebih seimbang, sehingga mereka tetap dapat hidup lama dan tetap sehat sekaligus," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com