KOMPAS.com -- Andrew Peterson, Senior Director dari Molecular Biology Genentech, Amerika Serikat menyebut, hiperglikemia atau kondisi di mana gula darah meningkat menjadi pemicu utama munculnya komplikasi diabetes mikrovaskular.
Dalam Seminar Publik yang bertajuk “The Power of Advance Genomics” di Lembaga Eijkman, Jakarta pada Rabu (14/2/2018), dia mengatakan, penderita diabetes tipe 1 cenderung berpotensi terkena komplikasi mikrovaskular.
"Hiperglikemia yang persisten berdampak pada menurunnya kemampuan pembuluh darah. Kemunculan protein yang terglikasi turut menyebabkan pembuluh darah melemah dan rapuh. Akibatnya, pembuluh-pembuluh darah kecil menjadi tersumbat," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Andrew juga memaparkan hasil riset yang dia lakukan tentang kaitan gen dengan perkembangan komplikasi diabetes mikrovaskular di India.
Baca juga : Peneliti Ungkap Menyusui Selama 6 Bulan Turunkan Risiko Diabetes
“Riset yang saya kerjakan, mengambil sampel 9.000 pasien diabetes dengan berbagai genetik di India. Persoalannya, kita mengerti tapi tidak mengetahui bagaimana komplikasi mikrovaskular itu terjadi,” kata Andrew.
Faktor genetika, sebut Andrew, tidak terlalu berperan dalam terbentuknya komplikasi mikrovaskular. Kasus komplikasi diabetes mikrovaskular yang disebabkan faktor genetik justru cukup langka.
“Jarang sekali terjadi. Namun pengaruh genetik tetap ada. Itu sebabnya, orang dengan kondisi hiperglikemia yang serupa akan mengalami risiko komplikasi mikrovaskular yang berlainan,” ujar Andrew.
Baca juga : Bagaimana Diet Makanan Cair Menyembuhkan Diabetes Tipe 2 Wanita Ini?
Jika menyerang bagian mata, komplikasi mikrovaskular pada diabetes akan memicu kebutaan. Ini dinamakan retinopathy. Apabila komplikasi diabetes mikrovaskular terjadi pada ginjal, individu akan terdampak terkena gagal ginjal. Ini yang disebut nephropahy.
Sementara itu, kalau diabetes komplikasi mikrovaskular terjadi di saraf, maka akan memicu impotensi. Istilah yang dipakai adalah neuropathy.
Diabetes yang sudah dalam tahap komplikasi mikrovaskular juga menimbulkan infeksi pada kaki. Selanjutnya. bagian kaki pasien yang membusuk mesti dipotong. Amputasi ini untuk mencegah penyebaran infeksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.