Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persahabatan Anjing dan Manusia Terjalin sejak 14.000 Tahun Lalu

Kompas.com - 13/02/2018, 10:04 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Manusia terbukti sudah melakukan interaksi dengan anjing sejak 14.000 tahun yang lalu. Sebuah temuan menunjukkan, selama era Paleolitik, manusia merawat anjing yang sakit berminggu-minggu sebelum akhirnya mati.

Penemuan tersebut didasarkan pada hasil analisis dari tulang dan gigi anjing dari masa itu yang mati pada usia 28 minggu.

Luc Janssens, dokter hewan dan mahasiswa doktoral arkeologi Universitas Leiden, Belanda, yang melakukan penelitian mengungkapkan, anak anjing tersebut terjangkit distemper saat berusia 3-4 bulan.

Distemper merupakan penyakit serius pada anjing. Penyakit itu memiliki tiga fase. Selama minggu pertama, anjing yang terinfeksi dapat menunjukkan tanda-tanda demam tinggi, kurang nafsu makan, dehidrasi, kelelahan, diare, dan muntah.

Sebesar 90 persen anjing mati selama fase kedua, di mana mereka akan mengalami radang tenggorakan dan pneumonia. Pada fase ketiga, anjing akan mengalami masalah neurologis, termasuk kejang.

Baca juga: Awas, Anjing Cenderung Menggigit Orang yang Takut

Pada masa Paleolitik, anjing kemungkinan hanya bisa bertahan sementara jika mendapat perawatan intensif dari manusia. "Seperti menjaga agar anjing tetap hangat dan bersih dari kondisi muntah dan diarenya," ucap Janssens.

Janssens menyimpulkan bahwa anjing yang sakit dirawat oleh manusia karena ditemukan terkubur bersama jasad manusia lainnya.

Kuburan itu sendiri ditemukan pada 1914 di Oberkassel, pinggiran kota Bonn, Jerman barat. Studi terbaru menemukan bahwa pemakaman tersebut berisi dua manusia dan dua anjing.

Manusia yang dikuburkan bersama anjing juga memiliki masalah kesehatan sendiri. Seorang pria berusia sekitar 40 tahun diketahui memiliki sakit gigi dan tulang bermasalah yang sudah sembuh. Sementara seorang perempuan berusia sekitar 25 tahun hanya mengalami sakit gigi.

Makam juga berisi beberapa artefak, seperti patung rusa yang terbuat dari tanduk rusa, tulang penis beruang, dan gigi rusa merah.

Selain temuan soal relasi manusia dan anjing, makam ini ternyata juga merupakan kuburan anjing domestik tertua yang pernah tercatat dan kuburan tertua pertama yang berisi kerangka manusia dan anjing.

Kuburan anjing lain yang pernah ditemukan terdapat di wilayah Timur Dekat yang berusia 11.600 tahun, di Skandinavia (8.500-6.500 tahun yang lalu), dan di situs Koster di Illinois (8.000 tahun yang lalu).

Penelitian ini dipublikasikan secara online di Journal of Archaelogical Science.

Baca juga: Mengapa Anjing Suka Makan Kotorannya Sendiri?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau