Menyadari kekurangan temuannya, Tefler mengakui bahwa proses ini tidak cukup efisien. Meski begitu, dia menyebut bahwa ini adalah langkah awal yang mendebarkan.
"Kami tidak memiliki ekspektasi besar. Untuk melihat setidaknya satu (telur yang tumbuh hingga tahap dewasa), kami berpikir, 'Wow, ini sangat luar biasa'," ujar Tefler dilansir dari Science Mag, Kamis (08/02/2018).
Pendapat senada juga dilontarkan para ilmuwan yang menanggapi temuan ini. Salah satunya adalah Stuart Lavery, seorang konsultan ginekolog di Hammersmith Hospital, Inggris.
Baca juga: Begini Kualitas Sperma dan Sel Telur di Usia 20, 30, dan 40
"Karya ini merupakan langkah maju yang nyata dalam pengetahuan kita," ujar Lavery.
"Meski masih dalam jumlah sedikit dan membutuhkan pengoptimalan, temuan ini memberikan harapan bagi pasien," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.