Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cahaya Remang Bisa Pengaruhi Kemampuan Otak, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 08/02/2018, 12:48 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa orang mungkin lebih memilih bekerja di dalam ruangan dengan pencahayaan yang temaram.

Tapi hati-hati, kebiasaan ini ternyata dapat mempengaruhi struktur otak yang berimbas pada penurunan kemampuan sesorang untuk mengingat.

Hal itu berdasarkan pada studi yang dilakukan oleh oleh para peneliti di Michigan State University.

Penelitian dilakukan dengan melakukan studi terhadap otak tikus rumput Afrika yang memiliki kebiasaan sama dengan manusia, aktif di siang hari dan tidur di malam hari.

Baca juga : Inikah Cara Kerja Otak dari Orang-orang Kreatif?

Hewan pengerat yang dalam eksperimen dibagi dalam dua kelompok itu kemudian disinari dengan cahaya terang dan redup selama empat minggu.

Hasilnya tikus yang terkena paparan cahaya redup kehilangan sekitar 30 persen kapasitas hippocampusnya, area di otak yang berfungsi untuk mengingat. Lalu tikus mengalami disorientasi dan tidak mengenali ruang.

Sementara tikus yang terpapar cahaya terang, justru menunjukkan kebalikannya. Mereka bisa mengenali ruang lebih baik daripada tikus yang terpapar cahaya redup.

Peneliti juga melakukan studi lanjutan untuk membuktikan efek cahaya terang dan redup ini.

Setelah diistirahatkan selama sebulan, kelompok tikus pertama yang terpapar cahaya redup disinari lagi dengan cahaya terang selama empat minggu.

Menariknya, kapasitas otak serta kemampuan mengenali ruang mereka pulih sepenuhnya.

Studi yang didanai oleh National Institutes of Health inipun berhasil mengungkapkan bahwa perubahan cahaya dalam suatu lingkungan dalam rentang tertentu ternyata mampu menyebabkan perubahan struktural di otak.

"Saat tikus-tikus terpapar cahaya redup, hewan tersebut menunjukkan gangguan dalam mengenali ruang," kata Antonio Nunez, peneliti yang terlibat dalam studi ini.

Ibaratnya, sama dengan ketika seseorang tidak bisa menemukan jalan kembali ke tempat parkir mereka setelah beberapa jam berada di pusat perbelanjaan atau bioskop.

Sementara John Soler, peneliti lain yang terlibat, mengungkapkan bahwa paparan sinar redup terus menerus menyebabkan pengurangan yang signifikan pada zat yang disebut faktor neurotropika yang berasal dari otak, sebuah peptida yang membantu dan menjaga hubungan dan neuron di hippocampus.

"Jika hanya ada sedikit koneksi yang terjadi akan mengakibatkan berkurangnya pengetahuan dan memori yang bergantung pada hippocampus," kata Soler.

Tapi selain itu ada fakta lain yang terungkap. Cahaya ternyata tidak secara langsung mempengaruhi hippocampus. Artinya cahaya melalui bagian lain otak terlebih dahulu setelah melewati mata.

Baca juga : Ternyata, Otak Kita Bisa Mengingat Aroma

Satu bagian yang mungkin dilewati adalah orexin, sekelompok neuron di hipotalamus yang memproduksi peptida. Nah, peptida ini diketahui bisa mempengaruhi fungsi otak.

Tapi dengan fakta ini, lagi-lagi peneliti malah justru mempertanyakan apakah dengan memberikan orexin kepada tikus yang terpapar cahaya temaram akan menyembuhkan gangguan otak mereka?

Memang pertanyaan ini belum terjawab namun peneliti mengkkhawatirkan jika metode ini diterapkan pada manusia justru akan menimbulkan dampak tersendiri. Terutama pada orang dewasa dan orang yang memiliki penyakit seperti glukoma dan degenerasi retina.

Meski begitu ada harapan juga terhadap penggunaan metode ini, yakni adanya kemungkinan lain untuk meningkatkan fungsi kognisi di populasi usia tua dan untuk mereka yang memiliki kelainan saraf.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau