3. Kandungan transgenik (GMO) berbahaya untuk dimakan
Genetically Modified Organisms (GMO) atau tanaman dengan genom yang telah ditambah dengan DNA dari organisme lain sudah mengubah secara permanen industri pertanian. Para ilmuwan telah menciptakan varietas tanaman rekayasa genetika yang mengandung gen untuk melindungi dari hama, gulma, atau bahkan virus tanaman tertentu.
Perdebatan soal keamanan GMO ini masih terus muncul meski dibuat pertama kali 23 tahun lalu. Perlu diketahui, GMO tak selalu pada penggunaan tidak wajar yang direkayasa secara sintesis, tanaman jenis ini juga memanfaatkan proses alami.
Misalnya bakteri Bacillus thuringiensis ditemukan sebagai insektisida alami sejak lebih dari 100 tahun lalu. Baru-baru ini, ahli biologi telah memodifikasi gen tanaman seperti jagung untuk mengekspresikan protein insektisida yang ada dalam mikroorganisme alami ini. Akibatnya, tanaman itu beracun bagi serangga namun ladang dan ekosistem sekitarnya sebagian besar tidak terpengaruh.
Ketakutan pada transgenik memengaruhi kesehatan memberi konsumen alasan untuk mengonsumsi organik. Padahal sampai saat ini tak ada bukti yang dapat dipercaya bahwa tanaman rekayasa genetik dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia. Hal itu pun telah diumumkan WHO.
4. Tanaman rekayasa genetika buruk bagi lingkungan
Kelompok yang menentang tanaman rekayasa genetika tak hanya menyebut hal ini buruk untuk kesehatan, tetapi juga bagi lingkungan. Salah satu yang dikhawatirkan adalah tanaman rekayasa genetika menggunakan herbisida yang lebih besar dan bisa mengurangi keanekaragaman hayati dan membuat gulma lebih tahan bahan kimia.
Tapi secara keseluruhan hal ini tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan. Penelitian 2016 menemukan bahwa tanaman GMO benar-benar dapat mengurangi jumlah pestisida yang dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah produksi tanaman.
Penelitian 2014 menemukan bahwa tanaman hasil rekayasa genetika memiliki hasil 22 persen lebih banyak daripada varietas non-GM. Lebih banyak makanan per meter persegi bisa berarti bahwa lebih sedikit lahan dibutuhkan di seluruh dunia untuk pertanian, membuat lebih banyak habitat tidak terganggu atau mengalokasikan lebih banyak lahan untuk cadangan alam atau koridor satwa liar
Makanan organik bukanlah pilihan buruk, begitu pula makanan konvensional. Buatlah pilihan secara bijak berdasarkan sains yang telah dipaparkan, bukan sekadar mitos.
Walau banyak mitos beredar terkait makanan organik dan biasa, tapi yang jelas makan buah dan sayur adalah yang paling penting. Tak peduli apakah itu makanan organik atau bukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.