Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Perempuan Suka Berkencan dengan Pria Beristri?

Kompas.com - 04/02/2018, 21:36 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Istilah "pelakor" atau perebut laki orang banyak dibicarakan orang. Istilah ini kebanyakan dipakai untuk menggunjingkan perempuan yang berkencan dengan pria beristri.

Sebuah temuan psikologi terbaru yang dilakukan tim dari Inggris dan AS mencoba menjawab alasan di balik fenomena ini.

Mereka menemukan bahwa pria yang sudah memiliki perempuan atau diinginkan oleh perempuan lain secara otomatis daya tariknya akan meningkat.

Hal ini karena pria tersebut dianggap lebih tepat, baik, dan bisa menjadi ayah yang baik.

Baca juga : Ini Alasan Wanita Tergoda Selingkuh

Penelitian yang sudah dipublikasikan di Scientific Reports, Senin (29/1/2018) menguji tentang teori penyalinan pasangan, di mana seseorang lebih disukai sebagai pasangan di masa depan karena memiliki pengalaman dalam berhubungan. 

Dengan melibatkan 49 perempuan dari Universitas St. Andrews, Skotlandia, mereka diminta untuk menilai 20 foto pria yang memperlihatkan wajah dan tangan dari skala 0-100 untuk sama sekali tidak tertarik sampai sangat tertarik. Sementara yang dijadikan variabel kontrol adalah sebuah karya seni abstrak.

Setelah menentukan pilihan, para peneliti memberi tahu responden pria mana yang rata-rata dipilih oleh peserta lain dan meminta mereka untuk memilih ulang.

Menariknya, jawaban para peserta berubah. Dari sini peneliti menemukan bahwa daya tarik seorang pria meningkat sampai 13 persen saat peserta tahu sebuah foto juga dipilih oleh perempuan lain.

"Perempuan tampaknya meniru preferensi pilihan perempuan lain, tapi ini mungkin hanya karena manusia memiliki kecenderungan umum untuk dipengaruhi oleh pendapat orang lain," ujar Catherine Cross, peneliti di bidang psikolog dan ilmu saraf dari Universitas St. Andrews, dilansir dari Independent, Selasa (30/1/2018).

"Meski temuan ini mungkin membuktikan kecenderungan kita untuk mengikuti tren, temuan ini belum menggambarkan bagaimana perempuan akan bertindak. Ini hanya tentang bagaimana perempuan menilai daya tarik pria dari gambar," ujar Cross kepada Newsweek, Jumat (2/2/2018).

"Kami tidak meminta mereka untuk membuat keputusan tentang apakah mereka akan mendekati pria atau tidak. Saya tidak ingin berspekulasi bagaimana orang membuat pilihan untuk mengejar hubungan," tegas Cross.

Penelitian yang mengidentifikasi penyalinan pilihan pasangan seperti ini bukanlah yang pertama. Banyak penelitian lain yang juga membuktikan bahwa perempuan cenderung dengan mudah mengubah pilihannya pada pria berdasarkan pendapat perempuan lain.

Bahkan ada sebuah penelitian dari Oklahoma State University yang menemukan bahwa 90 persen perempuan lajang tertarik pada pria yang sedang dalam hubungan serius, dan hanya 59 persen perempuan yang tetap tertarik pada pria yang sama dan masih lajang.

Penggantian pilihan pasangan ini diduga terkait dengan kecenderungan psikologis untuk mempertimbangkan pendapat orang lain saat membuat keputusan.

Baca juga : 85 Persen Kasus Kanker Disebabkan oleh Gaya Hidup dan Pilihan

Cross menjelaskan, teknik penyalinan pasangan memberikan keuntungan untuk memikirkan pendapat orang lain terkait suatu informasi sebagai panduan melakukan sesuatu.

"Pilihan orang lain mungkin akan membantu kita untuk memilih tempat tinggal yang aman, tempat makan yang enak, pekerjaan yang baik, atau orang yang dapat dipercaya," kata Cross.

Cross juga berkata perempuan cenderung menyalin pilihan perempuan lain dalam hal pria karena manusia memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh pendapat orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com