JAKARTA, KOMPAS.com – Kanker adalah masalah besar bagi kesehatan masyarakat. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003, angka kematian akibat kanker lebih besar daripada angka kematian gabungan akibat malaria, HIV, dan tuberkulosis.
Pada wanita, kanker yang paling sering dialami adalah payudara, serviks, dan usus besar, sedangkan pada pria, kanker yang paling umum adalah paru-paru, usus besar, dan prostat.
Padahal, kanker adalah penyakit yang bisa dicegah, ujar Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp PD-KHOM selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI).
(Baca juga: Kanker Bukan Produk Peradaban Modern, Ini Buktinya)
Dijelaskan dalam acara konferensi pers Betadine Retro Run 2017, Jakarta, Rabu (23/8/2017), kanker adalah sel ganas yang tidak bisa diatur. Ketika menemukan sel yang rusak, tubuh sebenarnya akan langsung bertindak untuk mematikan atau memperbaiki. Namun, kalau kerusakannya berulang, maka sel bisa menjadi ganas.
Prof Aru pun berkata bahwa 15 persen dari kasus kanker disebabkan oleh faktor keturunan, sementara sisanya (85 persen) adalah gaya hidup dan pilihan.
Anda memang tidak bisa mengubah jender yang membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap kanker payudara atau prostat, penuaan yang menurunkan kemampuan tubuh untuk menangkal dan memperbaiki kerusakan, genetik, riwayat keluarga, ras dan suku, kepadatan payudara, dan datangnya menstruasi dini sebelum usia 12 tahun.
Namun, Anda bisa mengubah faktor-faktor lain yang merupakan gaya hidup dan pilihan, seperti melahirkan di usia muda, alkohol, berat badan berlebih, kurang aktivitas fisik, pola makan yang buruk, makanan yang mengandung bahan kimia, dan rokok. Dengan menghindari faktor-faktor ini, risiko kanker pun akan menjadi semakin kecil.
Sayangnya, tidak banyak orang Indonesia yang menyadari pentingnya pencegahan terhadap kanker. Tidak jarang juga kita menemukan orang-orang yang beranggapan bahwa kanker tidak bisa dihindari, sudah keturunan, dan disebabkan oleh penuaan.
(Baca juga: Pengobatan Alternatif Gandakan Risiko Kematian Akibat Kanker)
Oleh karena itu, Mundipharma, Betadine, dan YKI ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap cara tepat pencegahan kanker dan menghimbau deteksi dini akan penyakit ini melalui Betadine Retro Run 2017 yang akan diadakan di Lot 8 SCBD pada tanggal 17 September 2017.
Acara lari ini terdiri dari dua tipe jalur lari, yakni lari lima kilometer untuk Race Run di mana peserta berlari maju dan lari 3,5 kilometer untuk Fun Run di mana peserta bisa merasakan berlari mundur selama 500 meter.
Dalam Fun Run, Anda juga menikmati berbagai kegiatan, termasuk Fighting Track yang menantang peserta untuk berlari melawan angin sebagai representasi perjuangan pasien penyakit kanker.
Biaya pendafataran untuk acara ini sebesar Rp 150.000 dan sepenuhnya akan didonasikan kepada YKI.
Dikutip dari siaran pers, YKI mengatakan, kami berharap melalui acara ini, masyarakat bisa menjadi lebih sadar akan cara tepat pencegahan kanker dengan menjaga keseimbangan berat badan, konsumsi makanan bergizi seimbang dan bebas kimia, serta rutin berolah raga.
“Kami juga mendorong masyarakat untuk melaukan deteksi dini kanker agar penanganan dapat dilakukan dengan segera dan tepat,” ujar organisasi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.