Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trik Psikologi di Balik Belanja Natal yang Bikin Kantong Kering

Kompas.com - 23/12/2017, 20:03 WIB

Jadi, pada saat tertentu, hanya saat tertentu itu saja, kita membeli barang yang kita pikir akan kita butuhkan. Tetapi, kita mengabaikan semua barang lain yang telah kita beli, dan juga mengabaikan fakta bahwa barang-barang tersebut tidak menggembirakan.

Ambil contoh makan siang atau makan malam saat Natal. Hanya sedikit orang yang mampu merencanakan berapa banyak makanan yang benar-benar diperlukan. Dan kita tak terlalu mahir dalam mengetahui berapa banyak yang kita akan makan (atau perlu makan). Kita menumpuk piring hingga tinggi, karena kita tidak benar-benar tahu seberapa banyak yang kita butuhkan (tapi tahu seberapa yang kita inginkan).

Sama halnya dengan kado. Sering kali kita tidak membuat rencana, sehingga lebih rentan terkena rayuan pemasar ketika dalam kondisi tertekan, buru-buru, dan sedang berusaha melakukan sepuluh hal secara bersamaan.

Cara menahan godaan

Kita boleh percaya bahwa kita adalah pribadi masing-masing, yang membuat keputusan tanpa dipengaruhi yang lain. Kita memilih apa yang kita inginkan dan kapan kita inginkan. Tetapi manusia adalah makhluk sosial, selaras, dan patuh. Kalau kita melihat “sesama kita” melakukan sesuatu, kita sering menganggap bahwa hal tersebut juga adalah sesuatu yang harus kita lakukan.

Jika lingkungan kita mengirim tanda bahwa inilah yang dilakukan orang di waktu Natal, maka kita merasa lebih mudah untuk patuh daripada melawan.

Natal adalah waktu yang sulit untuk berniat mengurangi konsumsi, tapi masih mungkin dilakukan. Anda perlu komitmen terhadap gagasan perlawanan, kemudian kemauan untuk mempraktikkan perlawanan itu setiap waktu (semakin sering kita melakukan sesuatu, semakin mudah).

Yang terpenting, kita perlu mengelilingi diri kita dengan orang-orang yang akan membantu kita, atau paling tidak, tidak akan merusak upaya perlawanan kita.

Hal ini tidak berarti Anda harus mengasingkan diri dari masyarakat, melainkan menerima kenyataan bahwa Anda mudah terpengaruh, ditipu, terpancing dan dirayu, dan sedang berupaya menghindari hal-hal tersebut.

Pusatkan perhatian pada makna Natal—waktu berkumpul bersama keluarga dan teman, mencoba makanan baru, makan buah yang sedang musim-ketimbang menyerah pada dorongan menghabiskan uang yang kelihatannya wajib dilakukan di Hari Natal.

Berilah kado jika mau, tetapi pikirkan juga apa yang mendorong Anda membeli hadiah tersebut. Dengan pengetahuan ini, Anda mungkin dapat membuat pilihan yang lebih baik.

* Director, Centre for Employee and Consumer Wellbeing; Senior Lecturer, Deakin Business School, Deakin University

Artikel ini pertama kali terbit di The Conversation


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com