Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Belantara Borneo, Kami Menemukan Manusia Purba

Kompas.com - 20/12/2017, 20:15 WIB

Potensi Gua Niah dalam memberi informasi ilmiah untuk memahami asal mula manusia pertama kali ditemukan pada abad ke-19, ketika Wallace memperkenalkan gua-gua ini kepada Thomas Henry Huxley—"Si bulldog Darwin". Huxley mengatur ekspedisi Eropa pertama ke Gua Niah, dipimpin Alfred Hart Everett pada 1878-1879, tapi ia kembali ke Inggris dengan hasil tak seberapa.

Hampir 100 tahun setelah itu, barulah penggalian arkeologis pertama dilakukan, dipimpin oleh Tom Harrison dari 1954, dan rekannya Barbara Harrison yang bergabung belakangan. Penggalian mereka berlangsung selama 13 tahun hingga 1967, dengan cakupan area beberapa gua di kompleks Gua Niah dan daerah sekitarnya.

Temuan terbesar mereka didapat di West Mouth. Pada 1958 mereka menggali apa yang disebut “Tengkorak Dalam”. Ini merupakan tengkorak yang tak utuh, dan tulang kaki yang menyertainya dari seorang individu yang sekarang diketahui berusia sekitar 35 ribu tahun.

Harrison menemukan total 270 rangkaian kerangka manusia di West Mouth, tapi tidak seperti Tengkorak Dalam, sebagian besar berasal dari masa pertanian awal atau kuburan Neolitik, yang berusia sekitar 2-4 ribu tahun.

Kuburan dan kapal peti mati

Sejak Harrison, ada tiga tim arkeolog lain yang telah bekerja di Gua Niah.

Yang pertama dari Malaysia, dan menggali di West Mouth pada 1970-an. Mereka menemukan kuburan Zaman Besi, yang berusia sekitar 500-2.000 tahun.

Yang kedua juga berasal dari Malaysia. Mereka menggali area kecil pada gua sekitarnya yang disebut Gua Bercat dan menemukan lebih banyak lagi kuburan Zaman Besi. Gua ini juga telah digali sebelumnya oleh Harrison, yang menemukan banyak peti mati berbentuk kapal dan menceritakan soal banyaknya lukisan yang menghiasi dinding gua.

Tim terakhir berasal dari Cambridge University dan berfokus pada penilaian ulang pekerjaan Harrison. Selain itu, mereka juga memberikan rangka kerja yang terinci untuk menentukan usia temuan arkeologis Harrison dengan menggunakan teknik geologi modern.

Setelah enam tahun merencanakan proyek ini dengan para kolega di Departemen Museum Sarawak, pada 20 November 2017 kami memulai fase riset arkeologi berikutnya di Gua Niah. Hari itu merupakan ulang tahun ke-50 dari akhir penggalian Harrison, dan juga ulang tahun saya yang ke-50.
Gua Pedagang

Kami memilih menggali di tempat yang disebut Gua Pedagang, yang berada di luar kompleks Gua Besar. Kami telah meninjaunya beberapa kali dan selalu terpukau dengan potensinya.

Gua Pedagang panjangnya 190 meter, dengan lebar sekitar 30 meter dan tinggi 15 meter. Harrison menggali sebuah lubang kecil di pintu masuk pada 1956 tapi tidak menemukan apa pun yang bisa dicatat dan menyerah, lalu kemudian berfokus pada West Mouth.

Tim saya berisikan anggota dari Australia, Malaysia dan Sri Lanka, dan melibatkan arkeolog, spesialis warisan budaya dan relawan mahasiswa.

Selama tiga minggu, kami menggali dua kotak di tengah gua, dengan jarak sekitar 20 meter. Tiap kotak berukuran satu kali satu meter, dan kami menggali tiap lapisan dalam unit kecil atau “spit” berukuran lima cm.

Pada kotak pertama, kami menggali sebanyak dua meter sedimen sebelum akhirnya berhenti, karena pekerjaan itu akan kami lanjutkan tahun depan. Pada kotak kedua, kamu mencapai kedalaman 1,8 meter sebelum kami membentur dasar batu kapur gua dan tidak bisa menggali lebih lanjut.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com