"Pendekatan ini hampir seperti perjalanan lapangan virtual," ujar Prof McGhee.
Kekaguman atas temuan ini juga disampaikan oleh Profesor Kavallaris. Ia mengutarakan hal itu setelah mencoba sendiri teknologi ini.
"Pertama kali saya memakai perangkatnya, saya benar-benar terpesona. Ini seperti pengalaman fiksi ilmiah," katanya.
Penelitian ini sendiri merupakan kolaborasi dengan ARC Centre of Excellence in Convergent Bio-Nano Science and Technology. Para ahli menyebut teknologi ini dapat digunakan untuk melatih para ilmuwan di masa depan.
Teknologi baru ini sudah diujicobakan pada mahasiswa Ilmu Farmasi yang mempelajari kanker, untuk meningkatkan pemahaman mereka.
Baca juga: Bagaimana Teknologi Foto Udara Menguak Misteri Struktur Kuno di Arab?
"Kami sekarang mendapatkan data yang ditunjukkan dengan meletakkan perangkan dan berjalan dalam virtual reality, kami telah melihat peningkatan signifikan dalam hasil ujian mereka, dibanding dengan media tradisional," ungkap Prof McGhee.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.