Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Buktikan Bumi Datar, Pria Ini Akan Tunggangi Roket Buatannya

Kompas.com - 22/11/2017, 21:47 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Para ahli konspirasi masih banyak yang bersikukuh bahwa bentuk bumi itu datar, tidak bulat seperti yang diyakini para ilmuwan selama ini.

Untuk membuktikan gagasan tersebut, seorang pria asal California, Amerika Serikat, berencana untuk menunggangi roket buatannya ke luar angkasa.

Pria bernama Mike Hughes ini sudah membuat roket dari logam bekas. Roket ini disiapkan untuk menerbangkannya setinggi 549 meter dan melintasi gurun Mojave sejauh 1,6 kilometer dengan kecepatan terbang 805 kilometer per jam pada Sabtu nanti (25/11/2017).

Hughes berkata pada Associated Press bahwa mengasumsikan dia tidak mati, perjalanan ini juga akan menandai fase pertama program luar angkasa bumi datar miliknya yang ambisius.

BACA: Konferensi Bumi Datar Pertama Digelar, Apa Isinya?

Untuk selanjutnya, pembalap limusin berusia 61 tahun ini sudah merencanakan untuk menerbangkan roket beberapa mil di atas bumi dan memotret bukti piringan datar atau cakram yang dihuni seluruh manusia. Hal ini dijadwalkan tahun depan.

Kabarnya, Hughes bukanlah insinyur sembarangan. Menurut catatan Ars Technica, pada 2002, Hughes mendapatkan Guinness World Record untuk lompatan limusin. Dia juga telah membangun berbagai macam roket selama bertahun-tahun, meski terkadang hasilnya gagal.

Lalu, menurut laporan Associated Press, pada 2014 dia pertama kali membangun roket berawak. Roket itu berhasil terbang 400 meter di atas Winkelman, Ariz.

Sayang, penerbangan itu berakhir dengan Hughes yang terpaksa diseret dari roketnya dan mengerang kesakitan. Akibat kecelakaan itu, Hughes mengalami cedera yang membuatnya harus bergantung pada alat jalan selama dua minggu.

Penerbangan 2014 bisa disebut jaraknya hanya seperempat dibanding penerbangan yang akan dilakukan Sabtu ini. Pada saat itu, Hughes masih menggunakan teknologi bumi bulat.

Dia kemudian beralih menjad penganut bumi datar setelah perjuangan beberapa bulan untuk mengumpulkan dana penerbangan.

Pada awalnya, penerbangan ini dijadwalkan sudah dapat dilakukan pada awal 2016 dalam kampanye Kickstarter dengan slogan "From Garage to Outer Space!" (dari garasi ke luar angkasa).

BACA: Penjelasan Psikologi di Balik Kaum Bumi Datar

"Mereka belum pernah menempatkan manusia di luar angkasa. Ada 20 badan antariksa yang berbeda di Amerika, dan saya akan menjadi orang terakhir yang menunggangi roket dan meluncur," kata Hughes dalam video kampanyenya.

Sayangnya, kampanye Kickstarter tersebut hanya bisa mengumpulkan 310 dolar AS dari target 150.000 dolar AS.

Setahun kemudian, Hughes menghubungi acara website komunitas bumi datar dan mengumumkan dirinya sudah bergabung menjadi anggota. Dia juga memohon bantuan dana untuk misinya.

"Ini akan menutup semua alasan terkait teori bumi bulat," kata Hughes yang juga berjanji untuk mengekspos konspirasi dengan roket berenergi uap miliknya.

Seusai wawancara tersebut, kelompok bumi datar berhasil mengumpulkan 8.000 dolar AS untuk Hughes di laman GoFundMe.

Lalu, di bulan November, roket seharga 20.000 dolar AS itu sudah dilapisi cat Rust-Oleum mewah dengan tulisan "RESEARCH FLAT EARTH" di sampingnya.

Associated Press melaporkan, meskipun teman-teman anggota bumi datarnya telah membantu Hughes merakit roketnya, tetapi pria tersebut akan terus melakukan penyesuaian hingga Sabtu ini.

Dengan kata lain, Hughes tidak akan sempat menguji coba roketnya hingga saat itu tiba. Jika berhasil, Hughes berkata bahwa dia akan melakukan peluncuran yang lebih berbahaya tahun depan, yakni mencapai luar angkasa di atas bumi yang datar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau