JAKARTA, KOMPAS.com –- Penyakit tidak menular menjadi masalah tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Padahal, dengan menerapkan pola hidup sehat seperti menjaga asupan makanan, penyakit tidak menular dapat dihindari.
Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, penyakit tidak menular yang dialami penduduk berusia lebih dari 18 tahun cukup tinggi.
Obesitas sentral dialami oleh 26,6 persen penduduk Indonesia atau sebesar 44,3 juta orang. Angka ini diikuti oleh hipertensi sebesar 25,8 persen atau 42,1 juta orang, diabetes melitus sebesar 6,9 persen atau 10 juta orang, dan stroke sebesar 1,21 persen atau 1,2 juta orang.
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes dr Lily S Sulistyowati mengatakan, 80 persen penyakit tidak menular disebabkan oleh perilaku tidak sehat. Diolah dari Riset Kesehatan Dasar 2006 dan 2013, 26,1 penduduk kurang menjalani aktivitas fisik.
Baca juga : Dokter Fiastuti: Penyakit Tidak Menular Kian Marak di Indonesia
“Setelah ikut car free days dan lelah berolahraga, makannya pembalasan. Ketika berat badan naik, bukan diet yang dilakukan, tapi ganti ukuran baju,” kata Lily dalam acara media workshop di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (14/4/2017).
Menurut Lily, 93,5 persen penduduk berusia di atas 10 tahun kurang mengonsumsi buah dan sayuran. Padahal, sayur dan buah dapat menggantikan konsumsi gula berlebih dan rasa gurih dari penggunaan garam.
Lily menuturkan, batasan asupan gula per hari sebanyak empat sendok makan. Lemak dapat diwakili oleh lima sendok makan minyak goreng per hari dan kebutuhan garam hanya satu sendok teh.
“Rasa manis dan asin itu memanjakan lidah kita. Makanan yang ada sudah mengandung garam, jadi tidak perlu ditambah garam lagi dengan garam di meja restoran. Minum teh juga lebih enak tidak pakai gula,” kata Lily.
Baca juga : Polusi dan Gaya Hidup Tak Sehat Picu Peningkatan Penyakit Tidak Menular
Selain itu, rokok juga berperan terhadap penyakit tidak menular. Sebanyak 36,3 persen penduduk berusia di atas 15 tahun telah merokok. Lalu, 4,6 persen penduduk di atas 10 tahun telah mengonsumsi alkohol.
Lily menuturkan, masyarakat dapat menerapkan pribahasa sedia payung sebelum hujan. Selain memberikan masalah kesehatan, efek ekonomi dan sosial juga perlu diperhitungkan saat mengidap penyakit tidak menular.
Hingga Januari 2016, beban pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional terserap 29,67 persen atau Rp. 16,9 triliun untuk penyakit katastropik. Antara lain, penyakit jantung sebesar Rp 6,9 miliar; stroke sebesar Rp. 1,5 miliar; diabet sebesar Rp. 1,2 miliar; kanker sebesar Rp. 1,8 miliar; dan ginjal sebesar 1,5 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.