Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filter: Hoax Perusahaan Rokok yang Membahayakan Perokok dan Lingkungan

Kompas.com - 27/10/2017, 17:06 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Laporan Ahli Bedah Umum pada 2014 mengenai rokok tembakau memastikan bahwa rekayasa rokok telah menyebabkan peningkatan pada adenokarsinoma paru sejak 1960-an, akibat perubahan pada desain rokok sejak 1950-an.

Peneliti Australia dan peneliti internasional telah mendesak pelarangan terhadap filter sejak awal 2000-an, serta regulasi kandungan dan rekayasa rokok.

Bagaimana dampaknya terhadap lingkungan?

Filter rokok menjadi puntung rokok. Di Australia, puntung rokok secara konsisten menjadi sampah utama yang diidentifikasi dalam kampanye pembersihan nasional. Filter berbahaya bagi lingkungan, karena mengandung plastik dan tidak bisa terurai secara alamiah.

Lingkungan perkotaan kita, kehidupan laut, lautan, sungai dan pantai, semua akan mendapat manfaat besar dari diakhirinya penjualan rokok dengan filter.

Pada 2011, jurnal BMJ Tobacco Control melaporkan bahwa keberadaan logam berat pada puntung rokok berbahaya bagi lingkungan laut. Peneliti menemukan, satu puntung rokok saja membunuh setengah dari ikan yang terpapar bahan kimia tersebut di laboratorium.

Mengapa tidak ada peraturan?

Pada 2009, pemerintah Persemakmuran bertindak untuk mengubah rekayasa rokok di Australia untuk mengurangi risiko kebakaran dari rokok. Beberapa negara bagian melarang rokok dengan rasa buah, karena perisa tersebut dirancang agar menarik bagi anak-anak.

Pemerintah negara bagian dan federal telah memiliki kekuatan untuk mendesak perusahaan rokok menjual rokok yang tidak terlalu menarik, tidak terlalu berbahaya, dan tidak terlalu adiktif.

Sejak 2014, Persemakmuran gagal bertindak pada dua laporan komprehensif mengenai peraturan efektif rokok. Rokok berfilter harus ditarik dari penjualan di Australia, dan industri tembakau didesak untuk membayar pemerintahan setempat dan otoritas air untuk membersihkan limbah beracun mereka.

Kita tidak boleh menyesatkan orang mengenai rokok yang “lebih aman”. Hal tersebut tidaklah ada. Tapi tanpa filter, jumlah kanker paru yang mematikan mungkin bisa berkurang, lebih banyak perokok yang akan berhenti karena rasa rokok yang keras, dan lebih sedikit anak muda yang akan mulai merokok.

*Adjunct researcher, University of Tasmania

**Emeritus Professor, University of Tasmania

Artikel ini pertama kali terbit di The Conversation


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com