Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Awal, Melamun Itu Bagus dan Tanda Anda Cerdas

Kompas.com - 26/10/2017, 09:05 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Studi baru yang dilakukan oleh Georgia Institute of Technology, US, mengungkapkan bahwa melamun tidak selalu buruk. Sebaliknya, ini tanda bahwa Anda termasuk orang yang pintar dan kreatif.

"Orang yang memiliki otak produktif memiliki kapasitas lebih banyak untuk menghentikan pengembaraan pikiran mereka," kata Eric Schumacher, profesor psikologi asosiasi Georgia Tech, yang ikut membuat penelitian tentang otak, seperti dikutip dari laman Science Daily Rabu (25/10/2017).

Schumacher bersama dengan peneliti yang lain, membuat jurnal yang telah diterbitkan secara online di Science Direct, Agustus 2017. Mereka melakukan penelitian terhadap lebih dari 100 orang.

Peneliti mengukur pola otak dengan cara meminta subyek penelitian untuk berbaring di mesin MRI. Peserta kemudian diinstruksikan untuk fokus pada titik fiksasi stasioner selama lima menit.

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi
Mereka menggunakan data tersebut untuk mengidentifikasi bagian otak mana yang bekerja serentak.

BACA: Sering Melamun dan Bicara Sendiri, Tanda Depresi?

"Daerah otak yang berkorelasi memberi tahu kita tentang area otak mana yang bekerja sama selama keadaan bangun dan istirahat," kata Christine Godwin penulis utama jurnal tersebut.

Godwin melanjutkan, menariknya, penelitian menunjukkan bahwa pola otak yang dalam kedua kondisi tersebut memiliki kemampuan kognitif yang berbeda.

Tim peneliti kemudian membandingkan data dengan melakukan pengukuran kemampuan intelektual dan kreatif peserta. Tidak hanya menjalani serangkaian tes fisik, peserta juga diminta untuk mengisi kuisioner terkait seberapa sering mereka melamun.

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi
Ternyata, peserta yang mengaku lebih sering melamun justru mencetak kemampuan intelektual dan kreatif yang lebih tinggi. Sistem otak yang dimiliki pun lebih produktif dan efisien saat diukur dalam mesin MRI.

BACA: Kenapa Saya Jadi Malas dan Suka Melamun?

"Orang cenderung berpendapat bahwa melamun merupakan sesuatu yang buruk. Saat Anda mencoba fokus, tapi tidak bisa. Namun, data yang kami miliki konsisten dengan gagasan bahwa melamun tidak selalu buruk. Beberapa orang justru memiliki otak yang lebih efisien," kata Schumacher.

Young lonely beautiful woman drifting on a boat above clouds. Dreamy screensaver with skyline backgroundSIphotography Young lonely beautiful woman drifting on a boat above clouds. Dreamy screensaver with skyline background
Schumacher menjelaskan, otak dengan daya efisiensi yang lebih tinggi berarti memiliki kapasitas lebih untuk berpikir sehingga lebih mungkin mengembara saat mengerjakan tugas yang mudah.

Bagaimana caranya mengetahui otak Anda efisien?

Salah satu petunjuknya, Anda dapat berada di zona masuk dan keluar dalam sebuah percakapan atau saat mengerjakan tugas. Kemudian secara alami, otak dapat kembali tanpa kehilangan poin penting.

"Temuan kami mengingatkan saya pada seorang profesor. Seorang yang brilian, yang terkadang tidak menyadari lingkungan sekitarnya, atau anak sekolah yang terlalu maju secara intelektual saat di kelas. Jika temannya membutuhkan lima menit untuk mengerti, dia hanya butuh waktu sebentar. Kemudian, dia mulai melamun," jelas Schumacher panjang.

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi
Godwin dan Schumacher berpikir bahwa temuan mereka ini membuka penelitian lanjutan untuk lebih memahami kapan melamun itu berbahaya dan kapan malah membantu.

"Ada perbedaan individu yang penting untuk dipertimbangkan juga, seperti motivasi seseorang atau niat untuk tetap fokus pada tugas tertentu," terang Godwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau