Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Tujuh Organ Tubuh Ini, Anda Tetap Bisa Hidup

Kompas.com - 25/10/2017, 08:06 WIB

Kantung empedu terletak di bawah hati di sisi kanan atas abdomen, tepat di bawah tulang rusuk. Kantung empedu menyimpan sesuatu yang disebut empedu. Empedu terus-menerus diproduksi oleh hati untuk mengurai lemak, tetapi ketika tidak diperlukan dalam pencernaan, empedu disimpan dalam kantung empedu.

Ketika usus mendeteksi lemak, sebuah hormon dilepas dan menyebabkan kantung empedu berkontraksi, memaksa empedu masuk ke usus untuk membantu mencerna lemak. Meski begitu, kolesterol yang berlebihan dalam empedu bisa membentuk batu empedu, dan bisa menyumbat pipa-pipa kecil yang mengedarkan empedu. Jika ini terjadi, mungkin kantung empedu perlu dibuang. Pembedahan ini dikenal sebagai cholecystectomy. Setiap tahun, sekitar 70.000 orang menjalani proses ini di Inggris.

Banyak orang yang memiliki batu empedu tanpa menimbulkan gejala apa pun, tetapi sebagian lainnya tidak terlalu beruntung. Pada tahun 2015, seorang perempuan India menjalani pembedahan untuk membuang 12.000 batu empedunya—sebuah rekor dunia.

Umbai cacing

Umbai cacing adalah struktur kecil mirip cacing dengan ujung-ujung buntu yang terletak di usus buntu, pada pertemuan antara usus besar dan usus halus. Pada mulanya dianggap sudah tidak berfungsi lagi, kini diyakini berperan sebagai sebuah “rumah aman” bagi bakteri-bakteri baik usus, memungkinkan mereka menyebar lagi ketika diperlukan.

Karena sifat tertutup umbai cacing, ketika isi usus memasukinya, isi yang masuk itu sulit keluar dan umbai cacing mengalami peradangan. Inilah yang disebut apendisitis. Dalam kasus-kasus yang parah, umbai cacing harus dibuang melalui operasi bedah.

Tetapi perlu diperhatikan: hanya karena umbai cacing Anda sudah diangkat, bukan berarti itu tidak bisa kembali dan tidak membikin Anda merasa nyeri lagi. Ada beberapa kasus di mana sisa umbai cacing mungkin tidak dibuang sepenuhnya, dan itu bisa menjadi radang lagi, menyebabkan “stumpitis”. Orang dengan umbai cacing dibuang tidak merasakan perbedaan dalam kehidupan mereka.

Ginjal

Sebagian besar orang memiliki dua ginjal, tetapi Anda bisa bertahan dengan hanya satu ginjal—atau bahkan tanpa ginjal sama sekali (dengan bantuan dialisis). Ginjal berperan menyaring darah untuk menjaga keseimbangan air dan elektrolit, di samping keseimbangan asam-basa. Ginjal menjalankan fungsi itu dengan bertindak seperti ayakan, menggunakan beragam proses untuk mempertahankan hal-hal yang penting seperti protein, sel dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Yang lebih penting, ginjal menyingkirkan banyak hal yang tidak kita perlukan, membiarkan mereka lepas dari ayakan untuk meninggalkan ginjal sebagai urine.

Ada banyak alasan orang harus merelakan satu ginjal—atau kedua ginjal – diangkat: kondisi warisan, kerusakan karena narkoba dan alkohol, atau bahkan infeksi. Untuk orang yang kedua ginjalnya gagal, perawatannya adalah dengan cuci darah (dialysis). Ada dua bentuk cuci darah: hemodialisis dan dialisis peritoneal. Hemodialisis dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yang berisi solusi dekstrosa untuk membersihkan darah, sedangkan dialisis peritoneal menggunakan kateter khusus yang dimasukkan ke dalam abdomen untuk memasukkan dan mengeluarkan solusi dekstrosa secara manual. Kedua metode ini mengeluarkan kotoran tubuh.

Jika seseorang menjalani cuci darah, harapan hidupnya bergantung pada banyak hal, termasuk jenis dialisis, jenis kelamin, penyakit-penyakit lain yang mungkin diderita orang itu dan umur. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa seseorang yang menjalani proses cuci darah pada usia 20 tahun memiliki harapan hidup 16-18 tahun, sedangkan orang yang sudah berusia 60-an mungkin hanya memiliki harapan hidup lima tahun.

*Director of the Clinical Anatomy Learning Centre & Senior Lecturer in Anatomy, Lancaster University

Artikel ini pertama kali terbit di The Conversation


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com