Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benar-benar Terjadi, Wanita China Kencing Darah akibat Kontrasepsinya

Kompas.com - 24/10/2017, 19:30 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Dari hasil sinar X, terlihat bahwa wanita tersebut memiliki dua IUD. Satu yang baru saja dimasukkan ke dalam rahimnya pasca operasi caesar dan satu lagi telah "bermigrasi" ke kandung kemihnya.

"Sejauh yang kami tahu, migrasi IUD ke dalam kandung kemih, yang menyebabkan gejala kencing kronis jarang terjadi," tulis peneliti dalam laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Medicine pada Oktober 2017.

Umumnya, perangkat ini sangat aman. Kurang dari 1 persen wanita yang menggunakan alat ini hamil setiap tahunnya menurut Planned Parenthood.

Tapi dalam kasus yang jarang terjadi, IUD dapat menyebabkan masalah serius termasuk "perforasi" rahim, yang berarti IUD menembus dinding rahim.

Kasus tersebut hanya terjadi 1 dibanding 1000 wanita yang menggunakan IUD.

"Begitu IUD melubangi rahim, ia bisa bergerak bebas ke banyak tempat, termasuk rongga perut atau rongga pelvis (tempat kandung kemih)," tulis para peneliti dalam laporannya dikutip dari Livescience, Jumat (20/10/2017).

Dalam kasus wanita tersebut, IUD melubangi rahim, masuk ke rongga panggul, dan melubangi kandung  kemih.

Baca juga: Sejak Trump Jadi Presiden, Pengguna Kontrasepsi IUD Meningka

Perforasi kandung kemih bisa sembuh tanpa pengobatan namun akan menimbulkan gejala kencing kronis.

Maka, wanita tersebut harus mengambil prosedur untuk mengeluarkan IUD dari kandung kemihnya agar tidak mengalami komplikasi, tulis peneliti dalam laporan tersebut.

Meski jarang terjadi, "migrasi" IUD ke kandung kemih pernah dilaporkan sebelumnya.

Pada 2016, di Yunani tercatat ada 40 kasus serupa yang dilaporkan dalam 10 tahun terakhir.

Pada kasus wanita di Chang chun, China ini, kontraksi rahim akibat kehamilan dapat menybabkan IUD melubangi rahim dan berpindah ke daerah lain, tulis peneliti.

Peneliti menganjurkan, IUD yang hilang harus diperhatikan dan segera ditangani untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com