Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Sebabnya Manusia Jarang Melihat Simpanse Melahirkan

Kompas.com - 18/10/2017, 08:00 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com - Ketika induk simpanse hendak melahirkan, mereka cenderung melakukan perjalanan jauh dari kelompok dan mencari tempat yang aman dan rahasia.

Rupanya ada alasan yang mendorong perilaku mereka memilih untuk 'cuti melahirkan'.

Beberapa waktu lalu peneliti Hitonaru Nishie dan Michio Nakamura dari Universitas Kyoto merilis laporan kasus yang pernah mereka observasi.

Mereka menyaksikan kasus mengerikan dimana seekor simpanse jantan menyambar bayi yang baru saja dilahirkan, membawanya pergi begitu saja dan memakannya.

Saat itu tim peneliti sedang melakukan pengamatan pada Desember 2014. Salah satu betina yang mereka amati tiba-tiba melahirkan saat berada ditengah-tengah kelompok yang berjumlah 20 ekor.

Induk betina yang bernama Devota telah menjadi bagian dari kelompok tersebut selama dua tahun. Peneliti tidak memperhatikan tanda-tanda bahwa ia akan melahirkan.

Kemudian situasi dengan cepat berubah ketika seekor pejantan dominan bernama Darwin langsung merampas bayi simpanse yang baru lahir itu. Lalu bergegas pergi sebelum Devota menyentuhnya.

"Semuanya terjadi begitu cepat. Kami tidak bisa memastikan apakah bayi itu hidup atau tidak, bahkan jenis kelaminnya pun kami tidak tahu," tulis tim dalam laporan penelitian mereka seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (17/10/2017).

Baca Juga: Jangan Sekali-sekali Meremehkan Simpanse, Ini Sebabnya...

Setengah jam kemudian Darwin muncul dari semak sambil memegangi bayi itu, sebelum akhirnya pergi kembali.

Saat peneliti menemukannya lagi di sebuah pohon yang tak jauh dari kelompoknya, ia sedang memakan bayi simpanse, mulai dari kakinya.

"Keesokan harinya, kami mengikuti Darwin sepanjang hari. Darwin menderita diare berat, namun kami tidak bisa menemukan tulang atau rambut bayi dalam kotorannya," tulis peneliti.

Jadi mungkin perutnya tidak sependapat dengan memakan salah satu kerabatnya.

Perilaku kanibalisme pada primata pernah diketahui sebelumnya, namun kejadian kanibalisme yang terjadi usai induk melahirkan adalah hal yang pertama kali.

Simpanse jantan membunuh bayi untuk menghindari persaingan. Dengan hilangnya anak, betina segera siap kawin lagi sehingga meningkatkan kesempatan jantan untuk memperoleh keturunan kembali.

Degan hasil penelitian ini, tak heran jika peneliti jarang sekali menemukan bayi simpanse di alam liar.

Peneliti juga kemudian berhipotesis kalau induk simpanse memilih untuk pergi selama kehamilan mereka. Rupa-rupanya demi melindungi bayi dari pembunuhan yang mungkin akan terjadi pada keturuan mereka.

Baca Juga: Ternyata, Cara Kita Menghibur Sesama Mirip Simpanse

Lalu mengapa Devota tidak bersembunyi dan justru melahirkan secara tiba-tiba?

Tim peneliti perpikir jika mungkin induk tersebut belum perpengalaman sehingga dia tidak pergi. Atau mungkin saja sang ayah berada di dekat sehingga ia tidak merasakan adanya ancaman.

Kisah kanibalisme hewan ini bisa jadi sedikit cerita yang menyedihkan. Namun pengamatan ini juga bisa menyingkap kebiasaaan lain primata. Seperti misalnya tim peneliti juga melaporkan kelompok simpanse yang sama tersebut juga mau merawat simpanse bayi yang cacat.

Tim peneliti menyaksikan kejadian kanibalisme saat mereka mempelajari sekelompok besar simpanse yang tinggal di pegunungan Mahale dekat Danau Tanganyika Tanzania. Kelompok simpanse yang diberi nama 'kelompol M' ini memang dipelajari oleh para peneliti yang berbeda sejak 1968.

Penelitian ini dipublikasikan dalam The American Journal of Physical Anthropology bulan ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com