Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 16/10/2017, 20:57 WIB
|
EditorShierine Wangsa Wibawa

KOMPAS.com -- Sebuah prasasti kuno berumur sekitar 3.200 tahun yang menceritakan tentang Manusia Laut berhasil diterjemahkan oleh para arkeolog.

Prasasti Manusia Laut, yang sering dikaitkan dengan sepak terjang para prajurit Troya, ditulis disebuah batu setinggi kurang lebih 29 meter. Penemuan tersebut diumumkan oleh arkeolog pada hari Sabtu (7/10/2017).

Prasasti tersebut ditulis dengan bahasa kuno, Luwian, yang kini mungkin hanya bisa dibaca oleh 20 ahli bahasa, termasuk Freud Woudhuizen yang turut menerjamahkan prasasti Mira.

Woudhuizen dan rekannya, Eberhard Zangger, berencana mempublikasikan penemuan dari prasasti tersebut pada bulan Desember, di saat peluncuran jurnal berjudul Proceeding of The Dutch Archeological and Historical Society.

Apabila prasasti tersebut otentik, maka hal tersebut akan mengakhiri perdebatan antara arkeolog tentang misteri Manusia Laut yang meluluhlantakan kota-kota di kawasan Timur Tengah. Tampaknya para ahli meyakini bahwa Kerajaan Mira merupakan salah satu dari pasukan Manusia Laut tersebut.

Dokumen dari prasasti Luwian yang diterjemahkan oleh tim peneliti.James Mellaart Dokumen dari prasasti Luwian yang diterjemahkan oleh tim peneliti.

Perang Troya

Tertulis di prasasti tersebut, Raja Kupantakuruntas menjadi penguasa di Kerajaan Mira. Lokasi Kerajaan Mira pada masa sekarang adalah di sekitar wilayah Turki bagian barat.

Menurut prasasti tersebut, Kerajaan Mira menguasai Troya dan para prajuritnya. Lalu, muncul penjelasan tentang salah satu pangeran dari Troya bernama Muksus. Muksus adalah seorang pangeran yang berhasil menaklukan Ashkelon yang pada saat ini terletak di Israel dan membangun benteng.

Di prasasti tersebut juga dijelaskan secara detail bagaimana perjalanan Raja Kupantakuruntas hingga bisa menduduki tahta kerajaan Mira.

Ayahnya, Raja Mashuittas, mengambil alih Kerajaan Troya dari tangan Raja Troya bernama Walmus. Namun, Raja Mashuittas ternyata memilih untuk 'mengembalikan' mahkota Walmus untuk ditukar dengan 'kesetiaan' terhadap Kerajaan Mira.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+