Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bau Durian Sangat Tajam? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kompas.com - 10/10/2017, 20:07 WIB
Monika Novena

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com -- Bagi yang tidak terbiasa, aroma menyengat durian bisa membuat tidak nyaman hingga mual.

Namun bagi ilmuwan, bau menyengat durian merupakan objek yang menarik untuk diteliti. Mereka ingin tahu dari mana asalnya dan mengapa aromanya begitu tajam.

Kini, para peneliti asal Singapura menguak misteri bau durian yang sangat khas.

Para peneliti dari National Cancer Center (NCC) dan Duke-NUS Medical School di Singapura membandingkan DNA durian dengan tanaman lain yang memiliki bau yang tidak biasa, seperti kakao.

(Baca juga: Inilah Mengapa Kambing Berbau Prengus)

Peneliti menemukan jika senyawa sulfur volatil atau VSC pada durian lebih banyak dibandingkan dengan buah lain.

Senyawa sulfur volatil merupakan senyawa bau yang dihasilkan oleh gen bernama metionin gamma lyases.

Gen ini akan menjadi sangat aktif ketika buah matang sehingga menyebabkan bau yang tidak biasa.

"Bagi yang tidak biasa, aroma durian seperti kombinasi antara campuran bawang, buah-buah manis, serta asam pada bumbu sop. Bahkan (bau durian) juga dideskripsikan seperti telur busuk," kata Bin Tean Teh, ahli genetika yang melakukan studi mengenai durian seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (9/10/2017).

Akan tetapi, bau tersebut penting bagi durian yang hidup di alam liar. Para peneliti berkata bahwa bau durian yang khas membantu menarik hewan untuk memakannya dan menyebarkan bijinya.

Setidaknya kini ada 30 spesies durian, baik yang bisa dikonsumsi maupun tidak. Beberapa di antaranya juga terancam punah.

Temuan ini telah dipublikasikan di Nature Genetics.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau