Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/08/2017, 21:07 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Sumber Science

KOMPAS.com –- Tak lama lagi, sebagian besar masyarakat Indonesia akan merayakan Idul Adha yang jatuh pada 1 September 2017. Pada saat itu, bersiaplah menghadapi bau prengus dari kambing yang terbawa angin.

Meski sering dibilang enak oleh para pencinta daging kambing, bau tersebut dapat membuat sebagian orang mual sebelum benar-benar mencobanya. Mendengar namanya pun, perut bisa terasa begah. Namun, jangan keburu berburuk sangka kepada kambing dengan menyebutnya sebagai hewan yang jarang mandi.

Rupanya, prengus kambing berfungsi layaknya parfum untuk menggoda lawan jenis. Dilansir dari Science, para ilmuwan Jepang mengungkapkan bahwa fungsi dari prengus kambing adalah untuk melanjutkan keturunannya.

(Baca juga: Kambing Belajar Mengembik dari Kawan Sebaya)

Diuraikan dalam studi yang dipublikasikan melalui jurnal Current Biology, para peneliti mengumpulkan prengus yang keluar dari kepala kambing jantan dengan menggunakan topi penyerap gas yang dibuat khusus. Mereka juga membandingkannya dengan bau pada kambing jantan yang telah dikebiri.

Lantas, senyawa dari prengus diisolasi untuk menguji cara kerja biologis yang disebut “efek laki-laki”.

Ternyata, prengus disebabkan oleh senyawa 4-etiloctanal. Saat menyebar ke udara, senyawa itu berubah menjadi asam 4-etiloktanoat.

Hasilnya? Meski membuat manusia mual, prengus membuat reaksi kimia hormonal berantai di otak kambing betina dan memicu ovulasi. Dengan bau itu, kambing jantan bisa unjuk gigi kepada pasangannya.

Akan tetapi, manusia yang belum punya pasangan tidak boleh ikut-ikutan mencoba trik kambing jantan dengan cara mandi seminggu sekali. Jika Anda tetap nekat, efek yang dihasilkan bisa kebalikan dengan kambing.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Science

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com