KOMPAS.com -- Sebagian wilayah di Indonesia mulai diguyur hujan hampir setiap hari. Tampaknya, musim hujan tahun ini telah tiba. Seiring dengan intensitas curah hujan yang meningkat, risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor pun kian tinggi.
Tanah longsor terjadi ketika air yang meresap ke dalam tanah menambah bobot tanah. Jika air menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan—yang terdiri dari sebagian besar lempung dengan sedikit pasir—di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
(Baca juga: Tanah Longsor Bencana Paling Mematikan Tahun 2014)
Ada enam jenis tanah longsor, yakni longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Simak penjelasannya berikut ini.
1. Longsoran translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan bantuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.
4. Runtuhan Batu
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.